Internasional

Joe Biden Bicara Soal Ramalan Resesi AS, Ini Isinya

luc, CNBC Indonesia
17 June 2022 06:00
WASHINGTON, DC - JUNE 02: U.S. President Joe Biden delivers remarks on the recent mass shootings from the White House on June 02, 2022 in Washington, DC. In a prime-time address Biden spoke on the need for Congress to pass gun control legislation following a wave of mass shootings including the killing of 19 students and two teachers at an elementary school in Uvalde, Texas and a racially-motivated shooting in Buffalo, New York that left 10 dead. (Photo by Kevin Dietsch/Getty Images)
Foto: Presiden AS Joe Biden (Photo by Kevin Dietsch/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa resesi memang mengancam. Warga AS pun disebut benar-benar terpuruk akibat pandemi Covid-19 ditambah dengan kenaikan harga yang telah mendorong inflasi ke rekor tertinggi.

"Mereka benar-benar terpuruk. Kebutuhan akan kesehatan mental di Amerika telah meroket. Sebagian besar adalah konsekuensi dari apa yang terjadi, apa yang terjadi sebagai konsekuensi dari krisis Covid," katanya dalam wawancara khusus dengan Associated Press, Kamis (16/6/2022).

Dia juga menyinggung ramalan para ekonom yang memperingatkan bahwa AS tengah berada di jalan menuju resesi.

"Pertama-tama, itu (resesi) bukannya tidak bisa dihindari. Kedua, kita berada dalam posisi yang lebih kuat daripada negara manapun di dunia untuk mengatasi inflasi," tuturnya.

Biden mengatakan dia melihat alasan untuk tetap optimistis dengan tingkat pengangguran yang hanya sebesar 3,6%.

"Percaya diri, karena saya yakin kita berada di posisi yang lebih baik daripada negara mana pun di dunia untuk menguasai kuartal kedua abad ke-21," kata Biden. "Itu bukan hiperbola, itu fakta."

Sebelumnya, Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin atau 0,75%, tertinggi dalam 30 tahun demi meredam gejolak inflasi. Peluang untuk melakukan langka serupa terbuka pada bulan depan.

Kenaikan terbesar suku bunga sejak November 1994 itu diambil di bawah tekanan kuat untuk mengekang melonjaknya harga gas dan makanan yang telah membuat jutaan orang Amerika berjuang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Adapun, inflasi AS pada Mei 2022 melejit ke angka 8,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) sekaligus menjadi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir.

Berdasarkan data Biro Statistik dan Tenaga Kerja AS, inflasi Mei itu juga mematahkan rekor sebelumnya yang terjadi pada Maret 2022 sebesar 8,5% dan menjadi yang tertinggi sejak Desember 1981. Adapun, inflasi pada April 2022 sebesar 8,3%.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi, Resesi, Resesi! Ini Kata Biden soal Resesi AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular