Gegara Perang Tetangga RI Ini Juga Terancam 'Kiamat' Ayam
Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena krisis ayam sepertinya tak hanya akan dialami oleh Singapura dan Malaysia. Terbaru, tanda-tanda krisis komoditas pangan itu juga terjadi di Filipina.
Dalam laporan Straits Times, peternak di Negeri Tagalog itu memutuskan untuk memotong produksinya dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini dikarenakan harga pakan ternak yang melonjak akibat imbas dari gangguan rantai pasok akibat meletusnya Rusia-Ukraina.
"Memelihara unggas akan sangat menantang dalam beberapa bulan mendatang," kata presiden Asosiasi Peternak Ayam Filipina, Elias Jose Inciong, dikutip Kamis, (16/6/2022).
Inciong juga menambahkan bahwa selain kenaikan harga pangan, kondisi lingkungan dan iklim juga mempengaruhi keputusan ini. Ia menyebut musim hujan yang diperkirakan terjadi lebih cepat akan menyulitkan kegiatan peternakan karena kelembaban yang tinggi.
"Normalnya, jawaban dari kelembaban tinggi adalah nutrisi yang sangat baik. Masalahnya sekarang lebih sulit untuk mendapatkan pakan berkualitas baik karena mahalnya bahan baku," tambah Inciong dalam wawancara telepon.
Sebelumnya krisis ayam terjadi juga di Singapura dan Malaysia. Di Singapura, krisis ini sendiri disebabkan oleh keputusan Malaysia, yang menyuplai 34% pasokan ayam ke negara itu, untuk menangguhkan sementara ekspor unggas itu.
Malaysia sendiri menyebut krisis ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni meningkatnya biaya produksi ayam, infeksi penyakit, dan kondisi cuaca. Penurunan ini pun mendorong harga ayam.
Selain itu, Kuala Lumpur saat ini juga sedang menyelidiki terkait dugaan kartel ayam. Mereka juga mencium bahwa ada dugaan bahwa kartel itu telah mengatur harga dan produksi.
(dce)