Waspada, Deretan Sembako Ini Bakal Langka!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 June 2022 11:42
Ilustrasi Gandum (Photo by Pixabay via Pexels)
Foto: Ilustrasi Gandum (Photo by Pixabay via Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketahanan pangan jadi isu utama dunia akhir-akhir ini. Pasokan yang menipis akibat kekeringan ditambah konflik antara Rusia dan Ukraina, diperparah dengan proteksionisme oleh para negara produksi pangan.

Dampaknya pasokan bahan-bahan makanan di dunia pun susut. Meningkatkan risiko krisis pangan atau kelaparan di seluruh dunia. Terbaru Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengeluarkan laporan estimasi pasokan pertanian dunia.

Gandum

Pasokan gandum global pada 2022/2023 diperkirakan akan turun 1,7 juta ton menjadi 1.052,8 juta ton. Turunnya pasokan dipengaruhi oleh produksi India yang turun karena suhu ekstrim pada Maret dan April. Produksi India diproyeksi akan turun 2,5 juta ton menjadi 106 juta ton.

Produksi dari India yang turun tidak bisa ditutup oleh produksi Rusia yang diperkirakan meningkat. Musim 2022/2023 produksi dari Rusia diperkirakan naik 1 juta ton menjadi 81 juta ton karena didukung kondisi cuaca untuk melakukan panen.

Perdagangan gandum dunia diproyeksi akan turun 0,3 juta ton menjadi 204,6 juta ton karena ekspor lebih rendah dari India. Ekspor India berkurang 0,2 juta ton menjadi 6,5 juta ton akibat larangan eskpor gandum.

Sementara itu proyeksi persediaan akhir dunia pada 2022/2023 turun 0,2 juta ton menjadi 266,9 juta ton, terendah dalam enam tahun.

Pasokan gandum yang berkurang akan berdampak pada kenaikan harga pangan olahan gandum seperti tepung dan turunan makanan lainnya seperti mi.

Biji-bijian Kasar

Produksi jagung dunia diperkirakan akan meningkat pada tahun ini karena panen dari Ukraina. Sementara produksi jelai turun untuk Uni Eropa karena penurunan produksi dari Spanyol dan Prancis. Produksi jelai di Asutralia dan Ukraina diperkirakan berkurang.

USDA memperkirakan Uni Eropa akan dibanjiri impor jagung. Ekspor jelai dari Australia, Uni Eropa, dan Ukraina diperkirakan akan susut.

Stok akhir jagung dunia akan meningkat pada Juni sebesar 5,3 juta dari bulan lalu menjadi 310,5 juta ton.

Produksi jagung dan jelai yang meningkat bisa meredakan harga jagung yang melejit 30% sepanjang tahun 2022. Tingginya harga jagung dapat mempengaruhi harga pakan ternak yang menyebabkan tingginya harga jual daging ayam dan telur.

Beras

Prospek pasokan beras global pada 2022/2023 diperkirakan turun 2 juta ton menjadi 702,7 juta ton. Sebab persediaan pada awal tahun lebih rendah di India, meskipun produksi diperkirakan akan naik. Produksi beras di India pada 2021/2022 diproyeksi naik 0,7 juta ton menjadi 129,7 juta ton berdasarkan perkiraan pemerintah India.

Konsumsi beras dunia pada 2022/2023 diperkirakan akan meningkat 0,8 juta ton naik ke 519,2 juta ton. Faktornya adalah peningkatan konsumsi di India.

Sementara proyeksi persediaan akhir global pada 2022/2023 turun 2,8 juta ton menjadi 183,4 juta ton.

Minyak dari Biji-bijian

Produksi minyak dari biji-bijian global diproyeksi turun 0,3 juta ton menjadi 646,8 juta ton karena biji bunga matahari yang lebih rendah. Produksi biji minyak minyak dari lobak dan kedelai yang lebih tinggi menopang produksi minyak tidak jatuh lebih dalam.

Panen kedelai dari Ukraina diperkirakan naik membuat proyeksi produksi minyak kedelai naik. Sementara produksi rapeseed turut diperkirakan naik didukung oleh panen Australia.

Minyak dari biji-bijian sebagai alternatif dari minyak kelapa sawit. Saat pasokan minyak dari biji-bijian ini susut, permintaan akan beralih ke minyak kelapa sawit. Padalah produksi minyak kelapa sawit masih tertekan karena krisis tenaga kerja di Malaysia. Hal ini akan membuat harga minyak goreng diperkirakan tetap mahal.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye Krisis Pangan, Produksi Tanaman Pangan Diramal Meningkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular