Internasional

Siap-siap Digempur Habis, Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia

luc, CNBC Indonesia
Kamis, 16/06/2022 06:50 WIB
Foto: Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies ini menunjukkan bangunan yang hancur di Rubizhne, Ukraina dekat Severodonetsk, pada Senin, 6 Juni 2022. (Maxar Technologies via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina mengabaikan ultimatum Rusia untuk menyerahkan Kota Severodonetsk yang sebagian besar wilayahnya telah dikuasai pasukan Moskow. Adapun, kota tersebut kini menjadi pusat bentrokan antarkedua negara.

Rusia telah mengatakan kepada pasukan Ukraina yang bersembunyi di sebuah pabrik kimia di sana untuk meletakkan senjata mereka mulai Rabu (15/6/2022) pagi waktu setempat saat mereka berjuang untuk menguasai Ukraina Timur.

Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil, termasuk 40 anak-anak, tetap bersama tentara di dalam pabrik kimia Azot, berlindung dari pengeboman Rusia selama berminggu-minggu. Separatis yang didukung Rusia di daerah itu mengatakan hingga 1.200 warga sipil mungkin berada di dalam.


Wali Kota Severodonetsk, Oleksandr Stryuk, mengatakan pasukan Rusia berusaha menyerbu kota dari beberapa arah. Namun, Ukraina terus mempertahankannya meskipun semua jembatan sungainya telah hancur.

"Situasinya sulit tetapi stabil," katanya kepada televisi Ukraina, dikutip Reuters, Kamis (16/6/2022). "Rute pelarian berbahaya, tetapi ada beberapa."

Di sisi lain, Moskow mengatakan telah membuka koridor kemanusiaan dari Azot pada hari Rabu untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri ke wilayah yang dikuasai Rusia. Ia menuduh pasukan Ukraina mengganggu rencana itu dan menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

"Tidak ada halangan bagi warga sipil untuk pergi, kecuali keputusan prinsip dari otoritas Kyiv sendiri," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

Serhiy Gaidai, Gubernur Wilayah Luhansk yang mencakup Severodonetsk mengatakan tentara Ukraina mempertahankan kota itu dan berusaha menghentikan pasukan Rusia untuk merebut kota kembarnya Lysychansk di tepi seberang sungai Siverskyi Donets.

Luhansk adalah salah satu dari dua provinsi timur yang diklaim Moskow atas nama proksi separatis. Bersama-sama mereka membentuk Donbas, kawasan industri tempat Rusia memfokuskan serangannya setelah gagal merebut Ibu Kota Ukraina, Kyiv, pada Maret.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah