Internasional

Game of Thrones Saudi, MBS Kini Jadi "Raja Investasi"

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 June 2022 21:10
In this photo provided by the Saudi Royal Palace, Saudi Crown Prince Mohammed bin Salman speaks during the Green Initiative Summit in Riyadh, Saudi Arabia, Monday, Oct. 25, 2021. (Bandar Aljaloud/Saudi Royal Palace via AP)
Foto: AP/Bandar Aljaloud

Jakarta, CNBC Indonesia - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS), dikabarkan saat ini telah menjadi figur utama investasi Riyadh. Hal ini didasarkan pada sebuah laporan yang menyebut pihaknya ingin menguasai perusahaan investasi yang dimiliki salah satu ningrat Saudi lainnya, Pangeran Alwaleed Bin Talal.

Dalam laporan Reuters, Pangeran Alwaleed merupakan pemilik sebuah perusahaan konglomerasi Kingdom Holding Company (KHC). KHC diketahui bekerja dengan otonomi yang tinggi tanpa campur tangan pemerintah Saudi.

Dengan situasi itu MBS dikabarkan sedang berusaha untuk mengambil kendali perusahaan yang pernah berinvestasi di Twitter dan Apple itu melalui Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi. Ini dilakukan untuk memuluskan rencana Visi 2030 Saudi yang melepas dependensi pendapatan negara itu dari minyak.

"(PIF) ingin menjadi investor aktif. Komite investasi KHC pada dasarnya adalah Alwaleed, dan saya tidak dapat membayangkan PIF berada di bawah keinginan sang pangeran," ujar salah seorang sumber dikutip Rabu, (15/6/2022).

Sebuah laporan juga mengatakan bahwa MBS telah mengambil perusahaan itu dengan sedikit paksaan. Empat tahun lalu, Pangeran Alwaleed tersapu dalam gerakan anti-korupsi yang diperintahkan MBS dan sempat ditahan selama tiga bulan.

Sebagian besar tahanan dibebaskan setelah mencapai penyelesaian keuangan. Pangeran Alwaleed mengatakan pada Maret 2018 bahwa ia telah mencapai kesepakatan rahasia dengan pemerintah tanpa merinci kesepakatan itu.

Seorang juru bicara Pangeran Alwaleed mengatakan bahwa rumor itu tidaklah benar. Kesepakatan untuk mengambil alih posisi di KHC adalah murni kesepakatan bisnis.

Pengambilalihan kendali ini menurut beberapa analis merupakan taktik baru pemerintah Saudi dalam berinvestasi. Pasalnya, beberapa penanaman modal yang dilakukan negara itu sebelumnya dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan bukan PIF.

"Ini merupakan indikasi perubahan taktik. Dengan PIF sekarang memegang saham, sekarang dapat dilihat lebih sebagai peluang investasi," kata ekonom Timur Tengah dan Afrika Utara di Capital Economics, James Swanston.

Tak hanya Swanston, peneliti di Institut Baker Universitas Rice, Jim Krane, mengatakan bahwa dorongan PIF untuk menguasai KHC dimotori oleh rekam jejak Alwaleed yang dianggap berhasil dalam mendatangkan keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang sebelumnya memiliki nilai saham yang murah.

"PIF pada dasarnya membeli saham dalam rekam jejak investasi Pangeran Alwaleed yang sukses. Selama Alwaleed menunjukkan bahwa dia masih dapat memilih pemenang, Saudi akan mendapat manfaat," tambah penulis buku "Energy Kingdoms: Oil and Political Survival in the Persian Gulf" itu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Penampilan Penari Seksi yang Bikin Heboh di Arab Saudi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular