Kabar Terkini Bandara RI yang Bakal Muncul di Metaverse
Jakarta, CNBC Indonesia - Masih ingat dengan rencana pembangunan Bandara Bali Utara di wilayah Kubutambahan, Kabupaten Buleleng? Kini, proyek tersebut tinggal menunggu penetapan lokasi yang tepat dari pemerintah pusat.
General Manager PT BIBU AA Ngurah Ugrasena mengemukakan dalam waktu yang tidak lama lagi pemerintah pusat akan memutuskan penetapan lokasi pembangunan bandara oleh Kementerian Perhubungan.
Apalagi, perusahaan sudah memenuhi seluruh persyaratan administrasi, studi kelayakan, dan rencana bisnis ke depan. Ia cukup optimistis, penetapan lokasi akan ditentukan dalam waktu yang tidak lama.
"Kami sudah mendapat rekomendasi berupa surat dukungan dari Kementerian Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Bappenas," katanya.
PT BIBU adalah perusahaan penggagas pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang lokasinya di pesisir pantai (off shore) dan berada di wilayah Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Pemerintah sebelumnya telah memutuskan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang letaknya di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) 109/2020.
Direktur Utama BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo mengemukakan, rencana pembangunan bandara tersebut akan dikerjakan oleh China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG).
CCFG sendiri adalah anak perusahaan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 'raksasa' di Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC).
Perusahaan asal China itu memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam pembiayaan dan pembangunan di bidang konstruksi dan telah berpengalaman dalam menangani berbagai proyek pembangunan besar.
CCFG juga siap mendanai proyek pembangunan bandara di Bali Utara itu dengan skema turn key project. "Artinya, pembangunan bandara ini kami tidak menggunakan dana APBN dan APBD,'' katanya.
Sebagai informasi, Bandara Internasional Bali Utara nantinya akan memiliki runway yang panjangnya 3.600 meter dan lebar 45 meter. Bandara ini dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777.
Adapun kapasitas terminalnya dapat menampung hingga 50 juta penumpang/tahun. Sementara terminal kargo memiliki kapasitas hingga 110.000 ton/tahun.
Bandara ini juga telah melakukan kolaborasi dengan perusahn pengembang teknologi berbasis AR/VR, mengadopsi teknologi digital metaverse.
Sebelumnya, masyarakat Buleleng di Bali mendesak pemerintah untuk segera membangu Bandara Internasional Bali Utara. Setidaknya, ada tiga tokoh agama dan adat Bali yang meminta pembangunan segera dilakj=ukan.
Mereka adalah Bendesa Adat Kubutambahan Jero Pasek Ketut Warkadea, Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng I Nyoman Westha, dan Penglingsir Ida Pedanda Gede Oka Manuaba dari Griya Taman Manuaba.
Bahkan, pada Desember 2020 lalu, Jero Pasek telah menyurati Presiden Jokowi untuk meneruskan pernyataan dari Desa Adat Kubutambahan yang mendukung penuh pembangunan bandara tersebut.
(cha/cha)