Sederet Ekspor Andalan RI: Tambang Sampai Bahan Peledak

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 15/06/2022 18:05 WIB
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2022 mencapai US$ 21,51 miliar, turun 21,29% dibandingkan April 2022 yang sebesar US$ 27,32 miliar.

Kendati demikian, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2022 naik 27% jika dibandingkan dengan Mei 2021, dari US$ 16,93 miliar pada Mei 2021 menjadi US$ 21,51 miliar pada Mei 2022.


Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto menjelaskan dilihat dari penggunaan barang, secara bulanan ekspor Mei 2022 hanya ada satu sektor yang mengalami peningkatan.

"Satu sektor meningkat yaitu migas (minyak dan gas bumi), serta tiga sektor lainnya menurun seperti pertanian, industri pengolahan dan pertambangan," jelas Setianto dalam konferensi pers, Rabu (15/6/2022).

Secara rinci, sektor yang mengalami penurunan secara bulanan (Mei 2022 dibandingkan April 2022) tertinggi pada industri pengolahan, yang turun 25,93%.

Sementara pertanian, kehutanan, dan perikanan pada Mei 2022 dibandingkan April 2022 turun 25,92%, didorong oleh penurunan ekspor sarang burung walet dan tanaman obat. Serta sektor pertambangan dan lainnya turun 12,92%, didorong karena adanya penurunan komoditas bijih tembaga dan lignit.

Adapun sektor migas pada Mei 2022 meningkat 4,38% jika dibandingkan dengan April 2022.

"Komoditas yang mengalami penurunan adalah minyak kelapa sawit, pakaian jadi atau konveksi dari tekstil. Minyak kelapa sawit menurun karena pelarangan ekspor, yang berdampak pada penurunan ekspor pada Mei 2022," jelas Setianto.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Mei 2022 naik 25% dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 13,34% dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 108,14%.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Mei 2022 terhadap April 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 2,15 miliar atau 71,79%, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$ 233,7 juta atau 65,39%.

Ekspor non migas Mei 2022 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$ 4,59 miliar, disusul India US$ 2,26 miliar dan Amerika Serikat US$ 2,05 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,49%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$ 4,07 miliar dan US$1,46 miliar.

Berikut komoditas yang mengalami peningkatan terbesar ekspor terbesar menurut HS dua digit pada Mei 2022:

1. Bahan Bakar Mineral dengan nilai mencapai US$ 4,9 miliar.

2. Lemak dan minyak hewan/nabati dengan nilai mencapai US$ 844,5 juta

3. Bijih logam, terak, dan abu dengan nilai mencapai US$ 739,3 juta

4. Logam mulia dan perhiasan/permata dengan nilai mencapai USS$ 315,2 juta

5. Nikel dan barang daripadanya dengan nilai mencapai US$ 591,1 juta

6. Tembaga dan barang daripadanya dengan nilai US$ 296,4 juta.

7. Timah dan barang daripadanya dengan nilai US$ 170,8 juta.

9. Bahan anyaman nabati US$ 34,1 juta.

10. Korek api, kembang api, dan bahan peledak dengan nilai US$ 1,1 juta.


(cap/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Surplus Neraca Dagang RI April 2025 Susut, Tersisa USD 150 Juta