Tak Cuma Bensin, Semua Barang di Amerika Makin Mahal!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 15/06/2022 16:02 WIB
Foto: Infografis/Alamak AS 'Kepanasan'! Inflasi 7,5%, Tertinggi Sejak 40 Tahun/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Amerika Serikat pada Mei tercatat 8,6% yoy yang merupakan laju tercepat dalam 41 tahun. Angka indeks harga konsumen (IHK) terbaru menunjukkan bahwa biaya hidup meningkat dari April. Indeks untuk tempat tinggal, bensin, dan makanan menjadi kontributor terbesar.

Harga bensin melonjak 4,1% mtm pada Mei setelah jatuh 6,1% pada April. Harga pom bensin melonjak pada Mei dengan rata-rata sekitar US$4,37 per galon. Pada akhir pekan lalu, harga bensin di AS bahkan mendekati US$5 per galon. Ini jadi indikasi bahwa inflasi bulanan akan tetap tinggi pada Juni.

Harga barang energi lainnya juga melonjak bulan lalu. Harga gas alam naik 8,0%, terbesar sejak Oktober 2005. Akibatnya biaya listrik naik menjadi 1,3% mtm.


Selain itu, Harga pangan melonjak karena konflik Rusia melawan Ukraina yang tidak berkesudahan. Harga makanan melonjak 1,2% bulan lalu, di mana biaya makanan yang dikonsumsi di rumah melonjak 1,4 %. Hal ini jadi kenaikan kelima berturut-turut di atas 1% mtm.

Kemudian produk susu dan produk terkait mencatat kenaikan terbesar sejak Juli 2007. Para ekonom berharap bahwa tingkat inflasi tahunan mencapai puncaknya pada bulan April. Namun, harga energi yang masih melambung masih akan mendorong inflasi AS.

Saat ini, Inflasi telah jauh melampaui target 2% bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) mulai mengikis upah pekerja. Penghasilan per jam rata-rata yang disesuaikan dengan inflasi turun 0,6% pada bulan lalu.

Masih tingginya inflasi AS membuat para pelaku pasar mulai memandang Th Fed akan lebih agresif lagi bulan ini. Sejumlah ekonom percaya kenaikan 75 basis poin ada "di meja".

Ekonom telah memperkirakan bahwa Fed akan mengurangi kembali ke kenaikan seperempat poin pada bulan September. Namun dengan inflasi mencapai 8,7% membuat pasar dan analis, termasuk di Goldman Sachs, mengharapkan kenaikan 50 basis poin lagi pada bulan September. Artinya The Fed akan tetap agresif.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Tarif Trump Belum Terasa, IHK AS Capai 0,1% (mtm)