BI Ramal Inflasi Indonesia Tembus 4,2% pada 2022
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) nasional pada 2022 mencapai 4,2%. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan posisi 2021 yang sebesar 1,87%.
"Kemungkinan IHK 4,2%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam seminar INDEF bertajuk Managing Inflation to Boost Economic Growth, Rabu (15/6/2022)
Meski demikian, Perry mengatakan inflati inti masih cukup terkendali. "Inflasi inti dan ekspektasi inflasi masih bisa terkendali di dalam kisaran 3% plus minus 1% dan tahun depan kembali ke sasaran yang sama," jelasnya.
Proyeksi inflasi tersebut sudah memperhitungkan kebijakan pemerintah dalam menahan harga energi, khususnya pertalite, listrik dan LPG 3 kg. Dana yang dikeluarkan pemerintah mencapai Rp 350 triliun.
"Indonesia sangat beruntung karena koordinasi fiskal dan moneter sangat kuat. Misalnya dalam kenaikan subsidi energi dan meningkatkan bansos," ujar Perry.
INDEF memandang inflasi harus dipantau lebih ketat ke depannya. Apalahi berbagai ketidakpastian masih tinggi, misalnya perang Rusia dan Ukraina.
"Pengendalian tingkat inflasi tidak dapat hanya mengandalkan salah satu kebijakan dari satu sisi, perlu ada bauran kebijakan dalam mengendalikan dan memitigasi risiko tantangan inflasi di 2022," tulis INDEF
"Kebijakan pengendalian harga-harga dari sisi moneter perlu didukung oleh kebijakan pengelolaan keuangan negara yang tepat sasaran dan efisien. Di sisi lain perlu didukung ongkos pembiayaan yang murah untuk meningkatkan produktivitas ekonomi."
(mij/mij)