Internasional

Bukan Gertak Sambal, Putin Siap Bikin Barat Megap-megap

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 June 2022 10:20
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri Upacara Pemberian Penghargaan Negara di Istana Grand Kremlin di Moskow, Rusia, Minggu (12/6/2022). (Photo by Contributor/Getty Images)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri Upacara Pemberian Penghargaan Negara di Istana Grand Kremlin di Moskow, Rusia, Minggu (12/6/2022). (Photo by Contributor/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan mendadak Rusia terhadap Ukraina telah menimbulkan efek domino bagi kebutuhan pangan seluruh dunia. Pasalnya, Kyiv merupakan produsen bahan pangan terbesar namun Moskow memblokir akses komoditas itu.

Terbaru, Rusia menyerang pabrik kereta yang biasanya digunakan sebagai pengangkut bahan pangan biji-bijian. Ini dikhawatirkan mampu memperburuk kekurangan pangan global yang sudah memburuk akibat gangguan rantai pasokan, pandemi, serta dampak perubahan iklim.

OrysiaLutsevych, manajerForumUkraina di Rusia dan Program EurasiadiChatham House, mengatakan kepemimpinan Rusia adalah dalang dari kekacauan yang terjadi di dunia saat ini, tetapi begitu percaya diri menyalahkan pihak lain.

"Putin telah mengatakan bahwa Barat harus mencabut sanksi untuk memungkinkan pengiriman biji-bijian yang aman dan memungkinkan lebih banyak biji-bijian Rusia mencapai pasar dunia," kata Lutsevych, dilansir dari CNBC International.

"Ya, mereka akan memeras dunia dan bermain-main karena meningkatnya permintaan biji-bijian dan risiko kelaparan," tambahnya.

Serangan Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan utama, seperti Odessa dan Mariupol Ukraina di awal krisis, telah menghentikan pergerakan perdagangan dan peti kemas di Laut Hitam.

Menurut Lutsevych, Rusia tidak hanya melumpuhkan kapasitas Ukraina untuk mengekspor biji-bijian, tetapi juga menyalahkan Ukraina karena "menambang" atau menanam ranjau terapung di laut lepas.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berkomentar bahwa Putin "memeras" dunia dengan menyandera pasokan makanan sebagai bagian dari strategi perangnya untuk mengakhiri sanksi dari banyak negara. Beberapa analis juga setuju dengan komentar tersebut.

Bantahan Putin

Sementara itu, Presiden Vladimir Putin sendiri membantah kekurangan pangan global disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina. Sebaliknya, ia menghubungkan gangguan pangan dan kenaikan harga dengan pandemi serta negara-negara seperti AS dan Eropa yang memicu inflasi harga melalui rangsangan yang berlebihan.

"Pertama, situasi dengan pasar makanan global tidak menjadi lebih buruk kemarin atau bahkan dengan peluncuran operasi militer khusus Rusia di Donbas, di Ukraina," kata Putin selama wawancara dengan media lokal beberapa hari sebelum serangan.

Wilayah Donbas meliputi provinsi Donetsk dan Luhansk di tenggara Ukraina, yang sebagian besar berada di bawah kendali separatis Rusia.

"Situasi menurun pada Februari 2020 dalam upaya melawan pandemi virus corona ketika ekonomi global sedang lesu dan harus dihidupkan kembali," tambahnya.

Putin mengatakan Rusia tidak menghentikan Ukraina untuk mengirimkan biji-bijian, terlepas dari apakah rute laut dapat diakses atau tidak. Putin juga menegaskan jika Ukraina memiliki banyak pilihan transportasi darat.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow, Intip Aksi Putin Jadi Sniper di Kamp Pelatihan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular