
Putin Kurang Kuat, Eropa Dapat "Juru Selamat" Buang Gas Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina membuat beberapa negara Eropa melakukan boikot sumber energi Moskow. Bahkan, Benua Biru berencana melarang impor gas dari Rusia meski memiliki ketergantungan masih sangat besar, dalam jangka panjang.
Beberapa perusahaan migas Eropa bahkan sudah mencari ladang gas baru. Salah satunya adalah di Qatar, Timur Tengah.
Perusahaan migas Prancis TotalEnergies misalnya, baru-baru ini menempatkan dana hingga US$ 2 miliar (setara Rp 14 triliun) ke dalam usaha patungan dengan Qatar Energy. Kesepakatan diumumkan tatkala perusahaan itu tak lagi memompa gas Rusia.
"Itu datang pada waktu yang tepat. Beberapa orang bertanya apa yang akan dilakukan TotalEnergies menggantikan Rusia? Inilah jawabannya," kata Kepala TotalEnergies, Patrick Pouyanne, dalam sebuah wawancara kepada AFP, dikutip Senin (13/6/2022).
"Kami telah mengumumkan proyek di Amerika Serikat (AS). Kami menginginkan yang lain. Kami telah menambahkan Qatar ke dalam portofolio."
Ia mengaku bahwa Qatar memiliki beberapa kelebihan. Ini membuat pihaknya dan perusahaan migas Eropa lainnya tertarik untuk mengambil gas dari negara itu.
"Biaya produksi yang kompetitif, biaya pencairan yang diuntungkan dari skala ekonomi dan posisi yang baik, itulah sebabnya Qatar menjadi pemimpin untuk gas alam cair," terangnya.
Akibat kelangkaan yang disebabkan embargo terhadap Rusia, Eropa dilanda kenaikan harga sumber energi yang tinggi. Ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana benua itu dapat bertahan melewati musim dingin berikutnya tanpa pasokan dari Moskow.
Qatar bersama AS dan Australia digadang-gadang akan mampu menggantikan pasokan Rusia di Eropa. Namun ketiganya mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengirim lebih banyak dalam jangka pendek.
Berbeda dengan gas Rusia yang disalurkan melalui pipa, gas dari ketiga negara ini masih membutuhkan infrastruktur penunjang untuk dialirkan ke Eropa. Atas hal ini, Pouyanne menambahkan bahwa konsumen di Eropa perlu menghemat konsumsi listrik saat ini, demi dapat menggunakannya sepanjang waktu.
"Yang bisa dilakukan konsumen adalah mengecilkan pemanas di Eropa. Saat ini tidak ada pemanas karena ini musim panas. Tapi saran saya, AC juga jangan terlalu banyak," tambahnya lagi.
Rusia berkontribusi pada 40% gas Eropa. Ekspor gas Rusia terbanyak ke Jerman, Italia, Belarusia, Turki, Belanda, dan Hungaria.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Dibuat Tak Berkutik, Rusia Rugi Rp100 Triliun Gegara Taktik Ini
