
Ukraina Pening Diserang Kolera, Sumur Tercemar Mayat

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia di Ukraina mengakibatkan ancaman baru, yakni munculnya wabah kolera mematikan. Air minum di kota Mariupol, yang luluh lantak akibat perang, dilaporkan telah terkontaminasi oleh sampah dan mayat yang membusuk. Hal ini meningkatkan risiko kolera.
Petro Andryushchenko, penasihat Wali Kota Mariupol, mengatakan kota tersebut sedang mempersiapkan unit penyakit menular jika wabah kolera benar-benar merebak.
"Ancaman ini tidak hanya diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kami, tetapi juga penghuninya," kata Andryushchenko, sebagaimana dilaporkan NBC News, dikutip Senin (13/6/2022).
Dalam kesempatan berbeda, dia mengatakan bahwa otoritas Rusia yang kini mengendalikan Mariupol secara efektif menutup kota dan memberlakukan karantina yang diberlakukan sendiri.
Sementara itu, Walikota Mariupol Vadym Boichenko mengatakan kolera dan penyakit mematikan lainnya dapat membunuh ribuan orang di kota tersebut karena mayat-mayat tidak dikumpulkan saat musim panas dapat membuat proses pembusukan lebih cepat.
"Ada wabah disentri dan kolera. Sayangnya, ini penilaian dokter kami: bahwa perang yang memakan lebih dari 20.000 penduduk ... sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan Mariupolit (sebutan warga Mariupol) lagi," katanya, dilansir dari Reuters.
Boichenko mengatakan pengumpulan mayat orang-orang yang terbunuh selama berminggu-minggu akibat serangan dan pengepungan Rusia di kota itu berjalan lambat.
![]() |
Bulan lalu Boichenko sempat mengatakan pemboman oleh Rusia telah mengubah Mariupol menjadi "ghetto abad pertengahan". Ia mengatakan penduduk terpaksa minum air dari sumur karena kota itu tidak memiliki air yang mengalir atau sistem saluran pembuangan yang berfungsi.
Dia mendesak PBB dan Komite Internasional Palang Merah untuk bekerja membangun koridor kemanusiaan untuk membantu penduduk meninggalkan kota, yang menurut pejabat Ukraina masih kekurangan pasokan air, listrik dan gas terpusat.
Sebelumnya, WHO pada bulan lalu telah memperingatkan ancaman wabah penyakit menular di Mariupol. Mengutip organisasi non-pemerintah setempat, air limbah kota dan air minum telah bercampur sehingga menciptakan bahaya besar dan ancaman penyakit, termasuk kolera.
WHO sendiri mengatakan kolera dapat membunuh orang dalam beberapa jam jika tidak langsung diobati.
Maripol sendiri kini memiliki sekitar 100.000 orang warga. Sebelum terjadinya perang, kota yang dulunya ramai ini memiliki populasi sekitar 430.000 orang.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Ukraina Di Ujung Tanduk, Kota Hilang Hingga Bantuan Tertahan