
Ukraina Tak Terima Pernyataan Biden, Aliansi Mulai Retak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pembantu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menanggapi komentar Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa Zelensky "tidak ingin mendengar" peringatan Amerika sebelum serangan Rusia.
Berbicara pada penggalangan dana Partai Demokrat di Los Angeles pada hari Jumat, Biden mengatakan bahwa AS tahu sebelum dimulainya perang pada 24 Februari bahwa Vladimir Putin akan "masuk ke perbatasan".
"Tidak ada hal seperti ini yang terjadi sejak Perang Dunia II," kata Biden, seperti dikutip Associated Press. "Tapi saya tahu kami memiliki data" yang menunjukkan niat Putin.
"Saya tahu banyak orang mengira saya mungkin melebih-lebihkan dan Zelensky tidak mau mendengarnya," tambah Biden.
Juru bicara Zelensky, Sergei Nikiforov, mengatakan pemimpin Ukraina itu melakukan tiga atau empat percakapan telepon dengan Biden sebelum perang dimulai, di mana mereka membahas penilaian situasi secara rinci.
"Oleh karena itu, frasa "tidak ingin mendengar" mungkin perlu diklarifikasi," kata Nikiforov kepada LIGA.net yang diberitakan kembali oleh Newsweek, dikutip Senin (13/6/2022).
Dia pun balik mengatakan bahwa Zelensky telah meminta mitra untuk memperkenalkan paket sanksi pencegahan untuk mendorong Rusia menarik pasukan dan meredakan situasi.
![]() |
"Di sini kami sudah dapat mengatakan bahwa mitra kami tidak ingin mendengar kami," kata Nikiforov.
Sementara itu, penasihat Zelensky Mikhail Podolyak mengatakan bahwa komentar Biden "tidak sepenuhnya benar" dan bahwa Kyiv telah "sangat menyadari bahwa Rusia sedang mengembangkan berbagai skenario ekspansi."
"Zelensky selalu memiliki analisis yang relevan di mejanya, berdasarkan kecerdasan berkualitas tinggi," katanya. "Presiden juga dengan hati-hati bereaksi terhadap semua kata dan peringatan dari mitra kami."
Podolyak mengatakan bahwa Ukraina memahami bahwa Rusia sedang merencanakan invasi dan sedang mempersiapkannya. Pertanyaannya, kata dia, sudah melebihi skalanya.
"Tidak masuk akal untuk menyalahkan sebuah negara yang telah melawan agresor superior selama lebih dari 100 hari ketika negara-negara kunci tidak dapat mencegah Federasi Rusia [dari invasi]," tambahnya.
Di sisi lain, dalam sebuah pernyataan kepada Newsweek, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak ada keretakan antara AS dan Ukraina selama perang dan Presiden Biden sangat menghormati Presiden Zelensky serta kepemimpinan yang telah dia tunjukkan selama krisis ini.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta-Fakta Biden Ngamuk ke Zelensky, Tak Tahu Terima Kasih?