Internasional

China 'Ngajak Ribut' Tetangga RI, Ratusan Kapal Parkir di LCS

luc, CNBC Indonesia
Jumat, 10/06/2022 16:10 WIB
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Laut China Selatan terus memuncak. Setelah baru-baru ini 'ribut' dengan Australia gara-gara manuver jet tempurnya, kini kehadiran China di wilayah tersebut mendapat protes keras dari Filipina.

Negara tetangga RI itu memprotes kehadiran lebih dari 100 kapal China di sekitar terumbu karang Laut China Selatan yang tengah disengketakan. Pemerintah Filipina menyebut tindakan tersebut ilegal dan merupakan sumber ketidakstabilan regional.

Pihak berwenang Filipina melihat gerombolan kapal itu di Karang Whitsun yang berbentuk bumerang, setahun setelah insiden serupa yang telah menyebabkan pertikaian diplomatik. Terkait hal tersebut Filipina telah mengajukan protes resmi kepada Kedutaan Besar China di Manila.


Kehadiran kapal penangkap ikan dan maritim China yang tidak sah tidak hanya ilegal, tetapi juga merupakan sumber ketidakstabilan di kawasan itu.Departemen Luar Negeri Filipina

Adapun, Manila dan Beijing telah lama bertikai terkait kewenangan wilayah masing-masing pihak di Laut China Selatan. Hampir semuanya diklaim China yang mengaku memiliki hak eksklusif sekaligus menolak putusan pengadilan internasional pada 2016 yang menyatakan klaim itu tak berdasar.

"Kehadiran kapal penangkap ikan dan maritim China yang tidak sah tidak hanya ilegal, tetapi juga merupakan sumber ketidakstabilan di kawasan itu," kata Departemen Luar Negeri Filipina, dikutip AFP, Jumat (10/6/2022).

"Filipina meminta China untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional, berhenti menunjukkan perilaku ilegal dan tidak bertanggung jawab, menghindari meningkatnya ketegangan di laut, dan segera menarik semua kapalnya dari zona maritim Filipina," lanjut pernyataan tersebut.

Departemen tersebut tidak mengungkapkan apakah telah ada tanggapan pemerintah China dan apakah kapal-kapal itu masih berada di daerah tersebut.

Sementara itu, Kedutaan China di Manila tidak menanggapi permintaan komentar.

Secara rinci, Departemen Luar Negeri Filipina mengatakan sebanyak 210 kapal China berkerumun di sekitar Whitsun sejak 7 Maret tahun lalu selama berminggu-minggu.

Beijing mengatakan kapal-kapal itu adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk, tetapi Manila menolak penjelasan itu dengan mengatakan tidak ada badai di daerah itu pada saat itu.

Laut China Selatan (©2021 Maxar Technologies via AP)

Manila mengatakan telah mengajukan lebih dari 300 protes diplomatik atas tindakan China di perairan yang disengketakan selama enam tahun terakhir.

Bulan lalu, kantor luar negeri mengatakan telah memanggil seorang pejabat senior kedutaan besar China pada 13 April untuk memprotes pelecehan terhadap kapal penelitian kelautan Taiwan dengan ilmuwan Filipina di dalamnya oleh kapal penjaga pantai China.

Ia juga mengajukan protes terpisah bulan lalu atas praktik tahunan China yang menyatakan larangan penangkapan ikan di wilayah di luar hak maritim yang sah.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gerak Cepat RI Dorong Kesepakatan CoC Demi Atasi Sengketa LCS