Panas! Putin Sebut Barat Sudah Nantang Rusia Perang Langsung
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa negara-negara Barat telah memancing konfrontasi langsung dengan negaranya. Peringatan ini timbul saat Moskow masih bersitegang dengan Barat pasca serangannya ke Ukraina.
Hal itu akibat peretasan situs-situs resmi kementerian Rusia. Terbaru, situs web kementerian perumahan diretas di mana para pengunjung situs akan menemui kalimat "Glory to Ukraine" atau yang berarti "Kejayaan Untuk Ukraina" dalam di dalam portal itu.
Melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pemerintahan Putin mengatakan serangan siber itu dilakukan oleh tokoh-tokoh Amerika Serikat (AS) dan Ukraina. Moskow menyebut pihak-pihak itu harus bertanggung jawab.
"Yakinlah, Rusia tidak akan membiarkan tindakan agresif ini tidak terjawab. Semua langkah kami akan diukur, ditargetkan, sesuai dengan undang-undang dan hukum internasional kami," tulis pernyataan itu dikutip Reuters, Jumat (10/6/2022).
Pernyataan itu menambahkan bahwa Washington telah menurunkan ambang batas untuk penggunaan tempur teknologi informasi. Ini, menurut Rusia, bisa membawa konfrontasi militer secara langsung.
"Militerisasi ruang informasi oleh Barat, dan upaya untuk mengubahnya menjadi arena konfrontasi antar negara, telah sangat meningkatkan 'ancaman bentrokan militer langsung' dengan konsekuensi yang tak terduga," tambah situs itu.
Situs web banyak perusahaan milik negara dan organisasi berita telah mengalami upaya peretasan sporadis sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari. Seringkali peretasan itu diiringi kalimat-kalimat yang berseberangan dengan langkah Putin.
Putin menyebut serangan Rusia ke Ukraina dilakukan untuk melakukan perlawanan terhadap para kelompok nasionalis Kyiv yang telah melakukan persekusi dan diskriminasi kepada masyarakat berbahasa Rusia di negara itu. Ia bahkan menggambarkan kelompok itu sebagai neo-Nazi.
Selain itu, Putin juga sedang mendesak agar Ukraina tidak masuk ke dalam aliansi militer NATO yang notabenenya merupakan rival Moskow.
Serangan ini sendiri masih berlangsung dengan Rusia masih memperkuat serbuan ke wilayah Timur tetangganya itu. Dalam data terbaru PBB, telah ditemukan 4.266 kematian warga sipil dan 5.178 luka-luka di Ukraina sejak Rusia menyerang.
(sef/sef)