Mana yang Lebih Hemat, Biaya Mobil Listrik atau Pakai BBM?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
10 June 2022 10:50
Pengunjung melihat spesifikasi mobil Minicab MiEV di ajang Indonesia Electric Motor Show 2021 Hibrid di Gedung 730 Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (24/11/2021).  Melihat data spesifikasi Mitsubishi Minicab MiEV  yang dipamerkan di booth IEMS 2021 Show mobil listrik ini berkapasitas 16,0 kWh sementara untuk jarak tampuhnya sekitar 150 km (JC08). 
Minicab MiEV merupakan LCV (Light Commercial Vehicle) berbentuk van mungil berkelir putih dengan tampilan minimalis. Namun demikian, Minicab MiEV mampu memenuhi kebutuhan mobilitas di lingkungan yang padat dan sempit, terutama untuk armada logistik. Mobil ini memiliki fitur daya listrik 1500W DC dan dapat menjadi sumber tenaga dengan menyalurkan daya AC 100 V, yang cukup untuk menyalakan peralatan elektronik saat berkegiatan di luar ruangan. Motor listrik mobil ini memberikan daya yang besar, nol emisi serta senyap, sehingga sangat mungkin digunakan di perkotaan yang padat.  
Untuk memastikan fungsi dan keandalan produk, MMKSI akan memulai uji coba dengan mitra potensial di Indonesia untuk operasional mereka. Hasil pengujian akan digunakan untuk pengembangan kendaraan listrik Mitsubishi Motors di Tanah Air ke depannya.  (CNBC Indonnesia/ Tri Susilo)
Foto: Minicab MiEV (CNBC Indonnesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pantang menginjak pedal rem! Pemerintah saat ini sedang ngebut-ngebutnya mengimplementasikan pemakaian kendaraan listrik di tanah air. Investasi dari hulu sampai hilir pengembangan produk kendaraan listrik juga sedang masif dikejar oleh pemerintah.

Selain mengurangi emisi karbon dan ramah lingkungan, kendaraan listrik pun dinilai memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan dengan kendaraan konvensional berbasis BBM, salah satunya yakni terkait biaya pengisian daya (charging).

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan biaya pengisian daya kendaraan listrik ini lebih murah dibandingkan biaya pengisian bensin pada mobil konvensional.

Dia pun tak segan membeberkan perbandingan ongkos antara pengisian BBM atau bensin pada kendaraan konvensional dan pengisian daya pada kendaraan listrik.

Dia mengatakan, setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilo Watt hour (kWh) listrik. Harga bensin per satu liter sekitar Rp 7.000-Rp 8.000, sementara tarif listrik per satu kWh hanya sekitar Rp 1.400-an. Ini berarti, menggunakan listrik lebih murah seperlimanya dibandingkan pemakaian satu liter bensin.

Jika mengacu pada hukum kekekalan energi, penggunaan BBM dikatakan tidak efisien karena energinya lebih banyak diubah menjadi panas daripada kinetik. Kondisi yang berbeda jika menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik, di mana energinya lebih banyak diubah menjadi energi kinetik.

Dia mengelaborasi bahwa pemakaian satu liter BBM hanya bisa menempuh sekitar 10-12 km, di mana ongkos satu liter bensin sekitar Rp 8.000. Adapun jarak tempuh per liter bensin setara dengan konsumsi listrik sebesar 1,3 kWh, di mana harga listrik per kWh hanya sekitar Rp 1.400-an.

"Kalau 1,3 (kWh) ya sekitar Rp 1.800 lah atau Rp 1.700. Sejajar dengan satu liter bensin Pertamax atau katakan sekitar Rp 7.000-8.000, underlying hukum kekekalan energi," jelas Darmawan beberapa waktu lalu.

Bahkan, jika pengisian daya (charging) dilakukan di rumah pada pukul 10.00 malam sampai pagi hari, maka menurutnya pelanggan akan mendapatkan diskon 30%, sehingga harga listrik hanya sekitar Rp 1.000 per kWh.

"Artinya, kalau bayar listrik rumah tangga biasanya Rp 1.400-an per kWh, jika ngecas (kendaraan listrik) pada malam hari, turun jadi sekitar Rp 1.000 per kwh," paparnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekosistem Kendaraan Motor Listrik Diluncurkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular