Internasional

Menhan China & AS Bakal "4 Mata" di Singapura, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 June 2022 09:20
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dan Menhan China Wei Fenghe akan menggelar pertemuan tatap muka di Singapura. Pertemuan keduanya itu terjadi saat hubungan kedua negara sedang memanas.

Mengutip media Singapura Mothership, Austin dan Wei sendiri berada di Singapura untuk menghadiri dialog pertahanan tahunan Shangri-La yang dilaksanakan pada 10-12 Juni 2022. Bila pertemuan langsung keduanya terjadi, ini akan menjadi pertemuan tatap muka pertama mereka.

Dalam cuitan wartawan Foreign Policy, Jack Detsch, seorang sumber Washington mengatakan bahwa keduanya akan membahas isu-isu terkait menjaga dan mengontrol kompetisi antara AS dan China.

"Militer China secara resmi meminta pertemuan antara Menhan Austin dan Menhan Wei Fenghe di Singapura minggu depan," cuitnya pekan lalu dalam akun Twitternya.

"Rencana pertemuan di Dialog Shangri-La untuk fokus pada "mengelola persaingan" antara AS dan China."

Hubungan antara AS dan China sendiri akhir-akhir ini makin memanas akibat beberapa isu yang meliputi kedua negara. Salah satunya adalah Taiwan, dimana Presiden AS Joe Biden pernah mengatakan mungkin akan mengirimkan militernya bila China, yang mengklaim wilayah itu, melakukan invasi layaknya yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Selain itu, terbaru, AS juga bersuara terkait pangkalan militer Ream di Kamboja yang didanai China. Washington mengatakan kemunculan China di wilayah itu dapat mengganggu stabilitas wilayah.

"Kehadiran militer China eksklusif di Ream dapat mengancam otonomi Kamboja dan merusak keamanan regional," kata juru bicara kedutaan AS, Stephanie Arzate, kepada AFP.

Di sisi lain, China selalu menampik pernyataan Washington ini. Terkait Taiwan, China menyatakan bila wacana itu membuktikan AS sedang mencampuri urusan domestiknya.

"Mengenai masalah kedaulatan dan integritas teritorial China serta kepentingan inti lainnya, tidak ada ruang untuk kompromi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

"Kami mendesak pihak AS untuk sungguh-sungguh mengikuti prinsip Satu China ... berhati-hati dalam kata-kata dan perbuatan tentang masalah Taiwan, dan tidak mengirim sinyal yang salah kepada kekuatan pro-Taiwan kemerdekaan dan separatis sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan serius di Selat Taiwan dan hubungan China-AS."

Lalu, untuk persoalan pangkalan militer Ream, Duta Besar China untuk Kamboja, Wang Wentian, menegaskan bahwa pangkalan itu tidak ditargetkan kepada siapapun dan akan digunakan untuk membantu memodernisasi angkatan laut Kamboja.

"Itu tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun, dan akan kondusif untuk kerja sama praktis yang lebih erat antara kedua militer, pemenuhan kewajiban internasional yang lebih baik, dan penyediaan barang publik internasional," ujar Wang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Ketar-ketir Gegara Perusahaan China Ini, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular