Internasional

Seminggu "Kiamat" Ayam, Warga Singapura Makan Ayam Beku

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 June 2022 16:00
A seller prepares freshly butchered chickens at the Kampung Baru wet market in Kuala Lumpur, Malaysia, Tuesday, May 31, 2022. Malaysia will stop exporting chicken from Wednesday, June 1, in a protectionist move to bolster domestic food supply, sparking distress in neighboring Singapore where chicken rice is a national dish. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: AP/Vincent Thian

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis ayam segar diĀ Singapura telah terjadi selama beberapa hari. Hal ini pun sontak merubah perilaku para pelaku usaha kuliner yang ada di negara itu.

Mengutip Channel News Asia, seorang pemilik warung nasi ayam bernama Ong Eng Koon mengatakan bahwa pihaknya saat ini menjual dagangan dengan bahan baku ayam beku. Ini merupakan pertama kalinya ia menggunakan ayam beku sejak flu burung.

Walau begitu, penjualannya sendiri tetap sukses. Sebanyak 10 ayam beku yang dimasaknya terjual habis dalam waktu dua jam.

"Mereka makan. Mereka bilang (itu) enak," kata Ong menggambarkan perasaan konsumennya sebagaimana dikutip Kamis, (9/6/2022).

Tak hanya Ong, seorang pemilik toko nasi ayam dan ayam penyet bernama Affandi Abdul Rahman juga merasakan dampak krisis ini. Namun, ia menyebut pihaknya sendiri skeptis bahwa ayam beku mampu menghasilkan rasa yang diinginkan.

Maka itu, ia mengaku telah mendapatkan pasokan ayam segar dari seorang pemasok. Tetapi ia tidak tahu darimana ayam itu berasal.

"Kami ingin yang paling tidak merepotkan, jadi dia yang repot, ia (pemasok) akan mencari. Lagi pula, ia tidak hanya melakukan (ini) untuk kami, ia melakukannya untuk banyak pemilik kios, toko," ujar Affandi.

Krisis ayam yang terjadi di negara itu sendiri diakibatkan langkah Malaysia yang melarang ekspor unggas itu. Malaysia sendiri mengekspor 34% kebutuhan ayam Singapura dan produknya mayoritas dijual dalam kondisi segar dan bukan barang beku.

Di pasar-pasar basah, banyak pedagang kali ini mengandalkan ayam beku sebagai barang dagangannya. Walau begitu, ada juga kenaikan harga yang dialami komoditas beku ini.

"Saya sudah menjual ayam beku selama 20 tahun. Tidak masalah. Tapi terakhir kali, 1kg 5 dollar Singapura (Rp 50 ribu), sekarang 10 dollar," kata salah seorang pedagang ayam bernama Nur Muhammad, 33 tahun.

Sementara itu ada juga pemilik kios ayam lainnya yang mengalami penurunan penjualan. Karena banyaknya konsumen yang memilih ayam segar dibandingkan ayam beku.

"Orang tidak suka beku. Kalau (tidak ada warung yang menjual) daging babi atau ikan atau sayuran segar, akan ada (lebih sedikit) pelanggan. Orang masih lebih suka ayam segar," kata pemilik toko lainnya bernama Tan.

"Mungkin akhirnya orang akan kembali, karena mereka tidak punya pilihan. Kami tidak bisa mengandalkan Malaysia," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Terancam Krisis Ayam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular