Catat! SPBU Pertashop Terkini Sudah Ada 5.000-an Unit

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 09/06/2022 15:20 WIB
Foto: Pertamina ajak pemkab dan pemkot di Jawa Tengah DIY salurkan energi desa melalui Pertashop. (Dok: Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Commercial & Trading yakni PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan bahwa jumlah Pertashop yang beroperasi di Indonesia saat ini sudah mencapai sekitar 5222 unit.

"Hingga Mei 2022 sudah mencapai 5.222 Pertashop yang tersebar," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/6/2022).

Di samping itu,Irto menyadari bahwa kondisi yang dialami para pelaku usaha Pertashop cukup berat saat ini di tengah migrasinya pengguna Pertamax yang mulai beralih menggunakan Pertalite. Oleh sebab itu, persoalan tersebut saat ini juga sedang menjadi perhatian perusahaan untuk mendukung kehadiran Pertashop.


Pertashop hadir sebagai outlet BBM Non Subsidi, sementara harga BBM Non SubsidIrto Ginting

"Pertashop hadir sebagai outlet BBM Non Subsidi, sementara harga BBM Non Subsidi memang sangat dipengaruhi faktor eksternal termasuk harga minyak dunia dan kurs," ungkap dia.

Anggota DPR RI Komisi VII Hendrik Halomoan Sitompul sebelumnya mengatakan bahwa kenaikan BBM jenis Pertamax cukup berpengaruh terhadap bisnis usaha Pertashop. Hal ini terjadi lantaran kebanyakan konsumen mulai beralih menggunakan Pertalite yang harganya masih jauh lebih murah. Sementara Pertashop sendiri hanya menjual produk BBM Pertamax.

Bahkan berdasarkan laporan yang ia terima, asosiasi paguyuban Pertashop berencana menggelar demo ke Kementerian BUMN untuk meminta pertanggung jawaban. Pasalnya, bisnis mereka menjadi mati suri dengan adanya perbedaaan harga yang cukup jauh.

"Karena perbedaan harga Pertalite dengan Pertamax akhirnya mati suri jadi mereka mau ke Kementerian BUMN mau minta pertanggungjawaban ke BUMN. Ini gimana statusnya Pertashop ketika situasi seperti ini mereka ditinggalkan," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Ditjen Migas Kementerian ESDM, Rabu (8/6/2022).

Oleh sebab itu, ia pun meminta agar pemerintah dapat segera merespon permasalahan tersebut. Mengingat, sepinya konsumen Pertashop telah menyebabkan kredit pelaku usaha kepada Bank turut macet dan berpotensi asetnya disita.

"Itu dulu program BRI kalau gak salah waktu bangun itu karena mati suri itu gak mampu bayar. Mereka pinjam uang ke BANK untuk bangun itu. Mohon perhatian lah kalau bapak ketemu Kementerian BUMN tolong sampaikan. Ini sangat serius terkait Pertashop. Saya juga gak tahu ketika ditanya kapan Pertalite nya naik," ujarnya.

PT Pertamina Patra Niaga sebelumnya mencatat bahwa terdapat migrasi konsumen pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 92 atau BBM Pertamax ke BBM RON 90 atau Pertalite sebanyak 25%. Saat ini Pertamina meyakini bahwa stok BBM Pertalite masih cukup aman berada di level 17 hari.

Seperti yang diketahui, migrasi pengguna Pertamax ke Pertalite imbas dari naiknya harga BBM Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter. Hal itu menyikapi tingginya harga minyak mentah dunia yang nyaman berada di atas US$ 100 per barel.

"Sekarang ini ada kurang lebih 25% yang beralih," kata Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/5/2022).

Meski adanya peralihan konsumsi besar-besaran dari Pertamax ke Pertalite, Irto memastikan bahwa stok BBM Pertalite dalam kondisi yang aman. Sampai pada pertengahan Mei 2022 ini, stok BBM Pertalite masih cukup dalam 17 hari.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina