
Cerita Bos Medco Ambil Blok Migas Walau Produksinya Menipis

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) hingga kini terus berupaya untuk memaksimalkan produksi migas. Pasalnya, meskipun industri ini tertekan dengan isu transisi energi, namun permintaan energi fosil diperkirakan akan terus meningkat.
Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro menjelaskan bahwa pihaknya selalu mencari peluang dalam pengembangan lapangan migas di Indonesia.
Seperti halnya apa yang dilakukan perusahaan beberapa tahun lalu yakni mengakuisisi empat lapangan migas di Natuna yang dinilai tak ekonomis untuk dikembangkan.
Adapun empat lapangan ini sebelumnya dioperatori oleh ConocoPhillips. Medco sendiri resmi mengambil alih empat lapangan migas tersebut pada 2015 silam.
"Waktu kita ambil 2015, ConocoPhillips memproyeksikan lapangan ini akan selesai keekonomiannya di 2023, tapi dengan inovasi rekan-rekan kita di dapur kita di engineering melihat potensinya Alhamdulillah kita temukan potensi baru," ujarnya dalam acara Talk To Titans CNBC Indonesia, Selasa (7/6/2022).
Menurut dia pengembangan lapangan migas sangat bergantung pada nilai keekonomian. Oleh sebab itu, perbaikan fiscal term menjadi kunci dalam menarik investasi global untuk mau bermain di industri hulu migas di dalam negeri.
"Kita harus membuat lingkungan usaha yang memberikan kemudahan termasuk fiscal term karena memancing eksplorasi dolar," katanya.
Seperti diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya menyampaikan bahwa investasi hulu migas sejak periode 2017 hingga 2021 relatif stagnan. Pasalnya, realisasi investasi hanya berkisar di level US$ 10-an miliar.
Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno berharap supaya target investasi pada tahun ini dapat tercapai. Adapun target investasi untuk sektor hulu migas 2022 ditetapkan sebesar US$ 13,2 miliar, naik 23,4% dari realisasi investasi migas 2021 yang mencapai US$ 10,7 miliar.
"Investasi kami sampaikan data 2017-2021 masih cenderung stagnan rata rata US$ 10-an miliar. Tahun ini kita canangkan US$ 13,2 miliar harapannya memang terjadi lonjakan," kata dia dalam diskusi secara virtual, Rabu (13/4/2022).
Julius mengakui bahwa dalam dua tahun terakhir ini target investasi hulu migas memang agak cukup berat untuk direalisasikan. Hal tersebut terjadi lantaran adanya pandemi Covid-19 ditambah dengan arah kebijakan perusahaan migas dunia yang mulai mengurangi investasinya.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suasana Terkini Rumah Arifin Panigoro Jelang Pemakaman Besok
