
Geger 3 Negara Eropa Larang Penerbangan Pesawat Menlu Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengutuk beberapa negara Eropa yang menolak permintaan pesawat Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov untuk melewati wilayah udara mereka. Akibat hal ini, Lavrov harus membatalkan perjalanan ke negara sekutunya, Serbia.
"Hal yang tak terpikirkan telah terjadi... Ini adalah perampasan hak negara berdaulat untuk menjalankan kebijakan luar negeri," kata Lavrov dalam konferensi pers di Moskow, Senin (6/6/2022), dikutip dari AFP.
Lavrov dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan pejabat tinggi di Beograd, salah satu dari sedikit sekutu Moskow yang tersisa di Eropa. Lavrov menggambarkan langkah itu sebagai "keterlaluan", bersikeras bahwa hubungan Moskow dengan Beograd tidak akan "hancur".
Dia juga mengatakan Moskow telah mengundang rekannya dari Serbia Nikola Selakovic untuk mengunjungi Rusia dalam waktu dekat.
Kremlin juga mengecam tindakan tersebut. Juru bicara Presiden Vladimir Putin menyebut mereka melakukan "tindakan bermusuhan".
"Kami yakin bahwa tindakan seperti itu tidak akan dapat mencegah kelanjutan kontak negara kami, terutama dengan negara-negara sahabat," kata Dmitry Peskov kepada wartawan.
Lavrov sebelumnya terpaksa membatalkan perjalanan ke Jenewa untuk pembicaraan perlucutan senjata pada akhir Februari, setelah Uni Eropa menutup wilayah udaranya untuk penerbangan Rusia. Seorang sumber diplomatik Rusia mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa tidak ada pilihan selain membatalkan kunjungan ke Serbia.
Bulgaria, Makedonia dan Montenegro menjadi negara yang menolak permintaan dari Rusia agar pesawat Lavrov melewati wilayah udara mereka dalam perjalanan ke Serbia. Penolakan ini dilakukan karena sanksi yang dijatuhkan atas aksi militer Moskow di Ukraina.
Atanas Atanasov, ketua bersama dari sayap kanan Demokrat Bulgaria, yang merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa, menjelaskan keputusan tersebut kepada televisi publik BNT pada Senin.
"Ini adalah bagian dari langkah-langkah yang ditempatkan dunia bebas di Rusia dan mereka harus melanjutkan. Hal-hal ini mencerminkan aktivitas negara Rusia dan ini adalah tujuan dari tindakan yang dilakukan," katanya.
Sementara Serbia mengutuk aksi militer Rusia di Ukraina, Serbia belum bergabung dengan Uni Eropa dalam menjatuhkan sanksi di Moskow, meskipun ada tawaran untuk bergabung dengan blok tersebut. Kedua negara menikmati hubungan dekat yang lama dan Beograd baru-baru ini menandatangani kontrak tiga tahun baru untuk menerima gas alam Rusia.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menlu Rusia: Kami Memang Tidak Bersih, Tapi Kami Tak Malu