Internasional

Rusia Blak-blakan Ungkap Senjata Makan Tuan yang Bisa Bikin NATO Bubar

luc, CNBC Indonesia
01 July 2025 07:00
NATO. (REUTERS/Johanna Geron/File Photo)
Foto: NATO. (REUTERS/Johanna Geron/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa keputusan negara-negara anggota NATO untuk menaikkan anggaran pertahanan secara signifikan bisa menjadi bumerang bagi aliansi itu sendiri. Dia bahkan menyebut peningkatan belanja militer menyebabkan kehancuran organisasi tersebut.

Pernyataan Lavrov ini muncul sebagai tanggapan atas komentar Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski yang sebelumnya menyatakan bahwa perlombaan senjata antara Rusia dan negara-negara Barat berpotensi menjatuhkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Karena dia [Sikorski] merasa dirinya seorang peramal, mungkin dia juga bisa melihat bahwa peningkatan anggaran yang sangat besar dari negara-negara anggota NATO, menurut penilaian saya, justru akan membawa pada kehancuran organisasi ini," ujar Lavrov, dikutip dari Reuters, Selasa (1/7/2025).

Sebelumnya, para pemimpin NATO pada Rabu pekan lalu menyetujui peningkatan tajam anggaran pertahanan sebagai respons atas tuntutan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam pertemuan itu, para pemimpin aliansi juga kembali menegaskan komitmen kolektif untuk mempertahankan satu sama lain dari apa yang mereka sebut sebagai ancaman dari Rusia.

Namun Rusia, yang telah melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina sejak 2022 setelah delapan tahun konflik di wilayah timur Ukraina, menolak klaim Barat bahwa Moskow berniat menyerang negara anggota NATO. Rusia dan Amerika Serikat sebelumnya sama-sama mengingatkan bahwa eskalasi ke arah tersebut bisa memicu Perang Dunia Ketiga.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada Jumat lalu bahwa pemerintahannya berencana memangkas pengeluaran militer mulai tahun depan. Pernyataan ini menjadi sinyal menarik di tengah terus memanasnya hubungan Rusia dengan NATO.

Meski begitu, data anggaran Rusia menunjukkan belanja pertahanan tetap berada pada level yang sangat tinggi. Pemerintah Rusia meningkatkan belanja pertahanan negara hingga seperempat untuk tahun anggaran 2025, yakni mencapai 6,3% dari PDB, angka tertinggi sejak era Perang Dingin. Porsi belanja pertahanan ini bahkan mencakup sekitar 32% dari total anggaran federal Rusia tahun 2025.

Sementara itu, NATO dan sekutunya beralasan bahwa peningkatan belanja pertahanan diperlukan untuk menghadapi ancaman geopolitik yang meningkat, tidak hanya dari Rusia, tetapi juga dari aktor-aktor lain seperti China.

Namun keputusan untuk meningkatkan anggaran hingga mencapai 3,5% dari PDB untuk pertahanan dan 1,5% untuk infrastruktur militer memunculkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fiskal di banyak negara anggota, terutama Eropa.

Beberapa negara seperti Prancis, Belgia, dan Italia bahkan diperkirakan akan kesulitan memenuhi target baru tersebut, sementara Spanyol menolak kesepakatan itu secara langsung.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masa Depan NATO di Persimpangan Jalan, AS-Rusia Jadi Aktor Utama

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular