Bukan Covid, Sederet Krisis Ini Ancam Ekonomi RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia baru saja merangkak jauh dari pandemi covid-19, akan tetapi ada sederet tantangan menanti di depan. Bahkan tantangan tersebut sudah masuk dalam level krisis.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai Rapat Badan Anggaran di Kompleks Parlemen, Senin (6/6/2022).
"Tantangan perekonomian ke depan tidak semakin mudah, dari kami sering menyebut dalam pertemuan berbagai kepala negara dan lembaga dunia, akan menghadapi 4 - 5 C tantangan ke depan," ujarnya.
Airlangga menjelaskan pertama adalah pasca pandemi dari Covid - 19. Selain itu ada krisis imbas perang di Ukraina, yang berdampak pada ketahanan energi, pangan dan keuangan.
"Juga krisis terhadap hutang negara-negara berkembang terutama akibat Covid mereka banyak terkena debt trap," jelasnya.
Selanjutnya krisis yang terjadi ke depan dampak dari lonjakan harga komoditas baik energi maupun pangan. Beberapa negara kini bahkan melarang ekspor pangan demi menjaga pasokan di dalam negeri sendiri. Dampaknya adalah ledakan inflasi.
Begitu juga dengan krisis perubahan iklim. Dimana diprediksikan akan terjadi kemarau yang panjang yang akan berpengaruh terhadap ketersediaan pangan.
"Kita sekarang ini masih musim hujan tapi kedepan kemarau ini akan panjang, pangan menjadi hal yang penting," kata Airlangga.
"5C ini akan menjadi tantangan kita ke depan tapi saya berterima kasih DPR melalui Banggar sudah menyetujui bantalan untuk subsidi energi Rp 424 triliun, sehingga Indonesia bisa menjaga tingkat inflasi di level 3,4% - 4%," jelasnya.
Selain itu menurut dia dalam 6 bulan terakhir yakni kuartal IV - 2021 dan kuartal I - 2022 Indonesia masih bisa tumbuh sekitar 6%. Hal ini yang membedakan Indonesia dengan negara lain.
"Ke depan ada climate change, kita jaga di sektor pangan. ujung dari (naiknya) energy price itu juga mendorong harga pupuk yang akan berkembang ke produktivitas pangan. Alhamdulillah untungnya kita dalam 3 tahun terakhir sudah swasembada beras jadi relatif terjaga," tutupnya.
(emy/mij)