
Bukan Rusia, Ini Kata Putin soal "Biang Kerok" Krisis Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa negerinya, tak ada hubungannya dengan krisis energi dan pangan saat ini. Ini, ujarnya dalam wawancara di TV pemerintah Rossiya-1, adalah kebijakan ekonomi dan keuangan Barat yang menciptakan skenario seperti ini.
Amerika Serikat (AS) misalnya bersalah karena "menyuntikkan sejumlah besar uang ke dalam ekonominya" sebagai cara untuk memerangi konsekuensi dari pandemi virus corona (Covid-19). Hal itulah, ujar Putin, yang menyebabkan inflasi dan situasi yang tidak menguntungkan di pasar makanan dan membuat harga pangan naik.
Soal energi, Putin juga menyalahkan Eropa. Mengutip CNN International, ia menyebut otoritas kawasan telah membuat kebijakan picik di sektor energi yang membuat krisis.
"Eropa tidak mendengarkan permintaan mendesak kami untuk mempertahankan kontrak jangka panjang untuk pasokan gas alam yang sama ke negara-negara Eropa. Dan, mereka juga mulai (mengakhiri kontrak)," katanya, dikutip Senin.
"Ini berdampak negatif pada pasar energi Eropa (di mana) harga merangkak naik. Rusia sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu..."
"Begitu gas naik, harga pupuk langsung naik, karena sebagian dari pupuk ini diproduksi, termasuk dengan mengorbankan gas. Semuanya saling berhubungan ... Kami memperingatkan tentang itu dan ini tidak ada hubungannya dengan operasi militer Rusia," tambahnya.
Ia pun mengatakan Moskow pun siap mengatasi semua krisis itu dan memberi kontribusi signifikan ke dunia. Namun, menurutnya, Barat harus mencabut semua sanksi yang bermotif politik ke Rusia.
Sementara itu serangan Rusia ke Ukraina masih terus berlanjut. Kemarin, Putin memperingatkan akan menyerang target baru jika Paman Sam memasok rudal jarak jauh ke Ukraina.
Ini terkait pengiriman roket ganda (MLRS) ke Ukraina. MLRS sendiri bisa menyerang hingga ratusan kilometer (km).
Melalui media pemerintah Rusia, Putin mengatakan pengiriman senjata akan menyeret konflik bersenjata senjauh mungkin. Rusia akan menarik kesimpulan dan menyerang fasilitas yang belum pernah ditargetkan.
"Jika mereka (MLRS) dipasok, kita akan menarik kesimpulan dari ini dan menggunakan senjata kita sendiri, yang kita punya cukup, untuk menyerang fasilitas yang belum kami targetkan," katanya.
Rusia sendiri kembali dikabarkan menyerang Kyiv, ibu kota Ukraina, Minggu. Ini terjadi pasca berminggu-minggu Kremlin menarik diri dari menyerang Ukraina Tengah dan mengaku akan fokus ke Ukraina Timur.
Mengutip Reuters, rudal jelajah ditembak dari Laur Kaspia. Roket menghancurkan fasilitas perbaikan kereta api di Kyiv.
"Asap gelap membumbung ke langit di atas pinggiran timur Kyiv," tulis media itu mengutip Wali Kota Vitali Klitschko.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Disebut Terlibat Jatuhnya Malaysia Airlines MH17
