Ukraina Janji Tak Invasi Balik, Ada Tapinya Nih

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Minggu, 05/06/2022 20:20 WIB
Foto: AP/Emilio Morenatti

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina tidak berencana menggunakan sistem peluncuran roket ganda yang diterima dari Amerika Serikat untuk menyerang bali Rusia.

"Ukraina mengobarkan perang defensif dan tidak berencana menggunakan MLRS untuk menyerang fasilitas di Rusia," kata penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak dalam sebuah posting Twitter, dikutip dari Reuters, Minggu (5/6/2022). "Mitra kami tahu di mana senjata mereka digunakan." imbuhnya.

Foto: AP/Petros Giannakouris
Anti-tank barricades block a street placed in preparation for a possible Russian offensive in Odesa, Ukraine, March 24, 2022. (AP Photo/Petros Giannakouris, File)

Pada 1 Juni, AS mengumumkan bahwa mereka akan mengirim ke Ukraina senjata yang bisa saja digunakan untuk menyerang balik Rusia.


Jonathan Finer, wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih, mengatakan Washington telah meminta agar Ukraina untuk memastikan bahwa rudal tidak akan digunakan untuk menyerang Rusia. Pada 3 Juni, Pemerintah Ukraina menolak permintaan itu.

Pada saat Biden membuat pengumuman, Reuters mencatat bahwa, "Biden mengumumkan rencana untuk memberikan sistem roket HIMARS presisi ke Ukraina setelah menerima jaminan dari Kiev bahwa mereka tidak akan menggunakannya untuk mencapai target di dalam wilayah Rusia."

Namun, Kiev disebut-sebut ada kemungkinan menyerang Krimea. Meskipun ada jaminan senjata AS tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.

Ukraina akan menggunakan sistem roket yang dipasok AS untuk menyerang wilayah Rusia jika dianggap perlu.

"Krimea adalah milik kita. Itu milik Ukraina. Dan mereka [Rusia] mengetahuinya," kata Alexey Arestovich, penasihat Presiden Ukraina.

Komentar Arestovich muncul meskipun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Kiev telah memberi Washington jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakan roket Amerika untuk menyerang sasaran di Rusia.

Pernyataan Arestovich menggemakan klaim yang dibuat oleh politisi Ukraina lainnya. Egor Chernev, seorang anggota parlemen Ukraina, mengatakan bahwa pesawat dan militer Rusia yang ditempatkan di wilayah Rusia adalah "target yang sah."

Pemerintah Ukraina secara konsisten berjanji akan merebut kembali Krimea, yang telah menjadi bagian dari Rusia selama 1783-1954 ketika pemimpin Soviet Khrushchev kemudian memindahkannya ke Ukraina, dan yang kemudian memisahkan diri dari Ukraina pada 2014 untuk bergabung kembali dengan Rusia.


(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini