Perusahaan Ini Cari Harta Karun 2 M Ton Emas Sejak 24 Tahun

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
05 June 2022 07:10
FILE - In this Aug. 12, 2015, file photo, Environmental Protection Agency contractors repair damage at the site of the Gold King mine spill of toxic wastewater outside Silverton, Colo. The Environmental Protection Agency had no rules for working around old mines when the agency inadvertently triggered the massive spill from the Colorado mine that polluted rivers in three states, government investigators said Monday, June 12, 2017. (AP Photo/Brennan Linsley, File)
Foto: Ilustrasi Tambang Emas (AP/Brennan Linsley)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pertambangan emas, yakni PT Sumbawa Timur Mining (PT STM) selaku pemegang Kontrak Karya (KK) generasi ke-7 tahun 1998 hingga kini masih melakukan pencarian cadangan emas di tambang Onto, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Jika Kontrak Karya (KK) sudah dipegang oleh Sumbawa Timur Mining sejak tahun 1998, itu artinya perusahaan sudah 24 tahun melakukan kegiatan eksplorasi mencari 'harta karun' emas tersebut.

Presiden Direktur STM, Bede Evans menjelaskan potensi sumber daya mineral Onto merupakan bagian dari Proyek Hu'u milik PT STM yang merupakan pemegang Kontrak Karya generasi ke-7. Terutama yang ditandatangani Pemerintah Indonesia pada 19 Februari 1998.

Saham STM sendiri secara mayoritas dimiliki oleh Vale S.A. (80%), melalui Eastern Star Resources Pty Ltd, dan sisanya dimiliki oleh PT Antam Tbk (20%). "Saat ini tim engineering kami terus mengembangkan berbagai opsi bagaimana Proyek Hu'u ke depannya dapat dikembangkan menjadi sebuah proyek penambangan," ujarnya kepada CNBC Indonesia Jumat (3/6/2022).

Sehingga menurutnya terlalu dini bagi perusahaan untuk memberikan informasi mengenai kapan Proyek Hu'u akan masuk ke tahap berikutnya. Pasalnya, semua masih harus melewati berbagai kajian teknis dan ekonomis.

Meski demikian, belum lama ini perusahaan mengumumkan hasil perkiraan terbaru potensi sumber daya tembaga dan emas Onto. Hingga Desember 2021, perusahaan mencatat bahwa wilayah ini memiliki total potensi sumber daya mineral Tertunjuk sebesar 1,1 miliar ton (Mt) dengan kadar 0,96% Cu (Tembaga) dan 0,58 g/t Au (Emas) dan total potensi sumber daya mineral Tereka sebesar 1,0 Mt dengan kadar 0,7% tembaga dan 0,4 g/t emas.

"Begitu juga dengan mine life dan perkiraan produksi nantinya, masih terlalu dini untuk bisa diperkirakan," katanya.

Adapun terkait angka investasi, pihaknya tidak dapat memberikan informasi lebih jauh ke publik karena terkait dengan kebijakan internal perusahaan.

Namun, yang pasti Evans sebelumnya membeberkan bahwa sejak eksplorasi dimulai pada tahun 2010, proyek ini setidaknya telah menelan biaya mencapai US$ 200 juta. Sementara untuk Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun ini perusahaan sudah menyiapkan dana kurang lebih sebesar US$ 80 juta.

Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM, Moehammad Awaluddin sebelumnya tak menampik atas temuan dari Sumbawa Timur Mining. Temuan sumber daya emas tersebut berada di titik endapan emas, yang mana secara model tipe endapan ini mempunyai peluang yang cukup besar pada sumber daya ke depan.

"Sehingga memungkinkan total potensi sumber daya emasnya bisa mencapai 2 miliar ton," ungkap Awaluddin.

Awaluddin menyebut bahwa perusahaan kemungkinan akan melakukan kegiatan penambangan bawah tanah untuk mencari keberadaan dari sumber daya emas di wilayah itu. Pasalnya, kajian-kajian yang dilakukan sejauh ini berkaitan dengan hidrologi, panas bumi dan geoteknik untuk memastikan operasi penambangannya.

Sementara itu, di wilayah NTB secara lebih luas mengacu data Badan Geologi, tercatat juga sumber daya lain selain emas dan tembaga. Di antaranya seperti perak, timbal besi, mangan dan pasir besi.

"Jadi NTB memang cukup kaya terkait dengan komoditi pertambangan," ungkap dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Yakin! Ada 'Harta Karun' 2 Miliar Ton Emas Di Seberang Lombok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular