Soal 2 Miliar Ton Emas di NTB, Pemilik Tambang Angkat Bicara

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
03 June 2022 13:30
FILE - In this Aug. 12, 2015, file photo, Environmental Protection Agency contractors repair damage at the site of the Gold King mine spill of toxic wastewater outside Silverton, Colo. The Environmental Protection Agency had no rules for working around old mines when the agency inadvertently triggered the massive spill from the Colorado mine that polluted rivers in three states, government investigators said Monday, June 12, 2017. (AP Photo/Brennan Linsley, File)
Foto: Ilustrasi Tambang Emas (AP/Brennan Linsley)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sumbawa Timur Mining (STM) selaku pemegang Kontrak Karya (KK) pertambangan tembaga dan emas di Tambang Onto, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya angkat bicara mengenai adanya potensi atas cadangan emas dan tembaga yang berlimpah.

Manajemen Sumbawa Timur Mining menyebutkan saat ini kegiatan eksplorasi dari temuan potensi emas itu hingga kini masih berlangsung.

Presiden Direktur STM, Bede Evans mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah berupaya megembangkan berbagai opsi, utamanya agar proyek Hu'u dapat dikembangkan menjadi sebuah proyek penambangan.

"Terlalu awal bagi kami untuk memberikan informasi mengenai kapan Proyek Hu'u akan masuk ke tahap berikutnya, semua masih harus melewati berbagai kajian teknis dan ekonomis," ujar Evans kepada CNBC Indonesia Jumat (3/6/2022).

Begitu juga dengan umur tambang dan perkiraan produksi nantinya, menurutnya masih terlalu dini untuk bisa diperkirakan. Namun demikian, sebelumnya ia menargetkan bahwa penambangan di wilayah tersebut dapat dilakukan pada 2030-2035 mendatang.

Pasalnya, masih terdapat beberapa proses kajian lanjutan untuk memastikan potensi sumber daya yang ada. "Jadi jawaban kami perkiraan tahun 2030 sampai 2035 jadi saat ini kita masih menghadapi tantangan terkait dengan resources yang ada di Onto. Ini masih kami lakukan berbagai diskusi," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (21/4/2022).

Adapun sejak eksplorasi dimulai pada tahun 2010, proyek ini setidaknya telah menelan biaya mencapai US$ 200 juta. Sementara untuk Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun ini perusahaan sudah menyiapkan dana kurang lebih sebesar US$ 80 juta.

"Kurang lebih US$ 200 juta dari tahun 2010 saat eksplorasi, usai diambil alih oleh vale. Di RKAB US$ 80 juta untuk eksplorasi mineral di lokasi yang sama," katanya.

Untuk diketahui, perusahaan baru saja mengumumkan hasil perkiraan terbaru potensi sumber daya tembaga dan emas Onto. Hingga Desember 2021, perusahaan mencatat bahwa wilayah ini memiliki total potensi sumber daya mineral Tertunjuk sebesar 1,1 miliar ton (Mt) dengan kadar 0,96% Cu (Tembaga) dan 0,58 g/t Au (Emas) dan total potensi sumber daya mineral Tereka sebesar 1,0 Mt dengan kadar 0,7% tembaga dan 0,4 g/t emas.

Hal ini tentunya mengalami peningkatan dibandingkan dengan perkiraan potensi sumber daya mineral yang telah diumumkan pada Desember 2019 lalu. Pada saat itu, perusahaan mengumumkan total potensi sumber daya mineral Tertunjuk sebesar 0,76 Miliar ton dengan kadar 0,93% tembaga dan 0,56 g/t emas dan total potensi sumber daya mineral Tereka sebesar 0,96 Miliar ton dengan kadar 0,87% tembaga dan 0,44 g/t emas (total 1,7 Bt dengan kadar 0,89% tembaga dan 0,49 g/t emas).

Perkiraan potensi sumber daya mineral Onto per Desember 2021 meningkatkan sebesar 0,4 Mt. Atau setara dengan peningkatan sebesar lebih 20% dibandingkan dengan per Desember 2019.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Yakin! Ada 'Harta Karun' 2 Miliar Ton Emas Di Seberang Lombok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular