
Ternyata Harga Tiket Terbang Juga Gegara 'Kiamat' Pesawat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiket pesawat ke luar negeri mengalami peningkatan yang signifikan menyusul pelonggaran aktivitas saat pandemi Covid-19 dan kenaikan avtur. Bahkan untuk beberapa rute tertentu mengalami lonjakan yang signifikan.
Seperti rute Jakarta-Singapura, dari platform penjualan tiket Traveloka rata-rata penjualan harga tiket pesawat dibanderol dengan harga Rp 2,4 - 8,6 juta sekali perjalanan kelas ekonomi pada, Jumat (3/6/2022).
Sementara untuk perjalanan Singapura-Jakarta pada tanggal (5/6/2022) dibanderol dengan harga Rp 6,1 - 6,6 juta untuk kelas penerbangan ekonomi.
Artinya masyarakat harus merogoh kocek mencapai Rp 8,5 - Rp 15 juta untuk perjalanan pulang pergi. Padahal sebelumnya hanya membutuhkan ongkos perjalanan hanya Rp 2- 3 juta untuk perjalanan pulang pergi.
Begitu juga dengan perjalanan ke Malaysia pada (3/6/2022) harga tiket dibanderol dengan harga, Rp 1,8 - Rp 3,3 juta untuk penerbangan langsung. Sementara penerbangan Malaysia pada (5/6/2022) dibanderol dengan harga Rp 4,7 juta - Rp 5,1 juta.
Sehingga untuk perjalanan pulang dan pergi membutuhkan dana sekitar Rp 6,5 - 8,4 juta dari sebelumnya hanya Rp 3 - 4 jutaan.
Melihat hal ini, Pengamat Penerbangan AIAC Aviation Arista Atmadjati mengatakan, kenaikan harga tiket saat ini memang sangat signifikan, terutama dari pantauannya untuk rute Singapura dan Malaysia.
"Biasanya gak segitu baru seumur-umur naik harga tiket pesawat ke rute itu naik segitu. Mungkin hukum pasar juga. Permintaan naik namun jumlah pesawat malah drop," kata Arista, kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/6/2022).
"Mungkin hukum pasar juga. Permintaan naik, namun jumlah pesawat malah drop."Pengamat Penerbangan AIAC Aviation Arista Atmadjati |
Arista menjelaskan beberapa faktor tidak hanya harga avtur. Dimana biaya avtur berkontribusi pada 40% komponen harga tiket, namun pula biaya ground handling, navigasi dan lalu lintas udara juga naik.
"Namun memang kenaikannya terlalu signifikan (harga tiket), ini belum pernah terjadi, anomali juga ini," katanya.
Selain itu menurut Arista, supply tempat duduk pesawat secara global juga tengah menurun. Dari informasi yang didapatkan ada maskapai yang biasa terbang selama 8 kali ke Singapura kini tinggal 2 kali imbas jumlah pesawat yang menurun.
"Lain dari itu ya ada hukum pasar juga, kalau harga itu bertahan artinya sampai saat ini tiket-tiket ke Singapura dan Malaysia yang mahal itu masih ada juga yang beli," katanya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Biang Kerok yang Bikin Harga Tiket Pesawat Mahal