Internasional

AS: Pembukaan Blokade Rusia di Laut Hitam Berisiko Tinggi

luc, CNBC Indonesia
01 June 2022 20:50
Kapal fregat Angkatan Laut Rusia Laksamana Essen bersiap untuk berlayar untuk latihan di Laut Hitam, Rabu, (26/1/2022). Rusia telah meluncurkan serangkaian latihan di tengah ketegangan atas Ukraina dan mengerahkan sekitar 100.000 tentara di dekat wilayah Ukraina yang memicu kekhawatiran Barat akan invasi. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)
Foto: Kapal fregat Angkatan Laut Rusia Laksamana Essen bersiap untuk berlayar untuk latihan di Laut Hitam, Rabu, (26/1/2022). (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Misi pembukaan blokade Rusia terhadap Pelabuhan Odesa akan menjadi operasi militer berisiko tinggi. Hal itu disampaikan Jenderal Amerika Serikat, Mark Milley, saat dia memulai kunjungannya ke Eropa.

Dia mencatat bahwa jalur pelayaran Laut Hitam diblokir oleh ranjau dan angkatan laut Rusia. Akibatnya, lusinan kapal kontainer Ukraina tertahan untuk mengirimkan pasokan biji-bijian global dan memicu kekhawatiran akan krisis pangan di seluruh dunia.

"Untuk membuka jalur laut itu, itu akan membutuhkan upaya militer yang sangat signifikan oleh beberapa negara atau kelompok negara," kata Milley seperti dikutip AFP, Rabu (1/6/2022).

"Opsi selalu dipertimbangkan... Saya tidak akan pernah mengesampingkan apa pun, atau tidak pernah mengesampingkan apa pun, tetapi saya akan memberi tahu Anda bahwa itu akan menjadi operasi militer berisiko tinggi yang akan membutuhkan tingkat upaya yang signifikan," imbuhnya.

Milley, yang bulan lalu berbicara melalui telepon dengan Jenderal Rusia Valery Gerasimov menambahkan keputusan apapun atas blokade akan menjadi "pilihan kebijakan dan politik".

Seperti diketahui, blokade Rusia di Laut Hitam telah menimbulkan kekhawatiran krisis pangan global. Akibatnya, harga sejumlah biji-bijian, termasuk gandum yang menjadi komoditas ekspor utama Ukraina melambung.

Jika blokade tersebut berlangsung dalam jangka panjang, krisis pangan akan benar-benar menghampiri dan seluruh dunia perlu mempertimbangkan substitusi komoditas yang diekspor melalui wilayah tersebut.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Delegasi Ukraina Tinju Wakil Rusia di Turki, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular