
Bumi Berada di Masa Kepunahan Massal, Ini Bukti Terbarunya

Jakarta, CNBC Indonesia - University of Hawai'i di Manoa dan Museum d/ Histoire Naturelle di Paris, Perancis menunjukkan bukti baru ancaman serius terhadap bumi dalam hasil risetnya. Bahkan berpotensi pada kepunahan massal.
Mengutip Studyfinds.com, menuliskan ancaman terhadap kepunahan ini disebabkan aksi manusia dan bukan bencana alam. Dimana tingkat kepunahan spesies saat ini tengah meningkat drastis.
Secara khusus, penelitian mengungkapkan bahwa 7,5% hingga 13% dari dua juta organisme yang menghuni bumi kini telah punah. Selain itu, peneliti menghitung sekitar 150 ribu hingga 260 ribu spesies di darat, laut, atau udara tidak ditemukan lagi pada tahun 2022.
Spesies siput misalnya. Planet bumi telah kehilangan hingga 13% dari semua spesies yang dikenal sejak tahun 1500
"Tingkat kepunahan spesies yang meningkat drastis dan penurunan kelimpahan banyak populasi hewan dan tumbuhan didokumentasikan dengan baik, namun beberapa menyangkal bahwa fenomena ini sama dengan kepunahan massal," kata penulis utama studi ini, Robert Cowie, profesor riset di UH Mānoa Pacific Biosciences Research Center, dikutip Rabu (1/6/2021).
Sementara itu, secara habitat, peristiwa kepunahan massal ini mempengaruhi kehidupan di darat pada tingkat yang berbeda daripada di lautan. Di darat, tim peneliti menemukan spesies pulau berada pada risiko kepunahan yang lebih tinggi daripada di benua yang lebih besar.
Namun ada jenis yang cukup kebal. Di mana tanaman tampaknya lebih tahan terhadap kepunahan daripada hewan.
Hanya saja, Cowie mengatakan masih banyak penyangkalan mengenai kepunahan ini akibat manusia. Padahal manusia merupakan satu-satunya spesies yang mampu memanipulasi biosfer dalam skala besar.
"Kami bukan hanya spesies lain yang berevolusi dalam menghadapi pengaruh eksternal. Sebaliknya, kita adalah satu-satunya spesies yang memiliki pilihan sadar mengenai masa depan kita dan keanekaragaman hayati Bumi."
(hps/hps)
Next Article Riset: Bumi Ada di Masa Kepunahan Massal, Ini Buktinya