Pak Tjahjo, Benarkah Sekarang Orang Pada Ogah Jadi PNS?
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu lalu, Badan Kepegawaian Negara (BKN) melaporkan ada 100 peserta yang mengundurkan diri. Alasannya karena mereka menilai gaji dan tunjangan yang diterima tidak sesuai ekspektasi.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Tjahjo Kumolo lantas angkat bicara mengenai fenomena mundurnya ratusan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang telah lolos seleksi
Menurut Tjahjo, menjadi PNS merupakan panggilan pengabdian. Konsekuensinya, kata dia, mendapat penghasilan yang dianggap relatif kecil jika dibanding swasta.
Namun, Tjahjo mengungkapkan PNS juga mendapatkan sejumlah fasilitas lainnya selain gaji yakni sejumlah tunjangan. Bahkan menurut Tjahjo secara keseluruhan, penghasilan PNS bisa lebih besar dibandingkan pegawai swasta.
"Namun menurut saya dengan adanya tukin atau TPP era sekarang, total sudah mengimbangi swasta bahkan lebih besar karena di atas UMR," ujar Tjahjo kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/6/2022).
Sayangnya, kata Tjahjo, generasi masih merasa asing dengan konsep pengabdian ini. Menurutnya, cara berpikir generasi zaman sekarang sudah berubah drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Prinsip pengabdian adalah apa yang dapat saya berikan kepada negara dan bukan sebaliknya apa yang diberikan negara kepada saya," tambahnya.
Tjahjo tak menampik bahwa hal ini disebabkan karena konsep Pembinaan Pegawai jaman dulu yang menjamin jenjang karir hingga jabatan tertinggi, sudah tak sepenuhnya relevan di masa sekarang.
Tjahjo menambahkan, masalah tidak pahamnya milenial terhadap konsep pengabdian menjadi tantangan bersama bagi semua pihak untuk merenungkan dan mereformulasi strategi pembinaan karir PNS yang tetap memberikan dorongan tumbuh dan berkembangnya jiwa pengabdian kepada bangsa dan negara.
"Dengan kembali menggemakan nasionalisme yang kokoh bagi mereka generasi milenial yang ketika lahir, di depannya sudah ada tergeletak kalkulator dan tertata rapi sebuah komputer dengan aplikasi akuntansi yang siap dipelajari bak sebuah ideologi," pungkasnya.
(cha/cha)