
Bank China Banjir Likuiditas, 'Ngutang' Jadi Lebih Gampang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia perbankan China saat ini dilaporkan mengalami banjir likuiditas. Hal ini terjadi lantaran banyaknya usaha dan rumah tangga negeri itu yang enggan mengajukan pinjaman.
Pelemahan penyerapan pinjaman ini sendiri paling parah terjadi pada April lalu. Hal ini selaras dengan beberapa tindakan penguncian yang dialami kota-kota besar negara itu, termasuk pusat bisnis dan ekonomi, Shanghai.
Warga Negeri Tirai Bambu berpandangan pembatasan yang diterapkan tidak dapat diprediksi, sementara bisnis harus menghentikan produksi dan memotong pekerjaan.
"Permintaan kredit yang lamban menunjukkan memburuknya ekspektasi di antara entitas pasar dan memperlambat ekspansi bisnis," kata ahli strategi senior China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Xing Zhaopeng, seperti diberitakan The Strait Times yang mengutip Bloomberg, Selasa (31/5/2022).
Hal ini nyatanya bukanlah analisis semata, namun juga diiringi oleh bukti-bukti yang menunjukan terkait hal ini. Berikut adalah empat bukti bahwa penyerapan pinjaman di Negeri Tirai Bambu melemah:
1. Suku Bunga
Penurunan suku bunga pada jenis pinjaman antar bank jangka pendek adalah salah satu tanda bahwa bank tidak banyak meminjamkan kepada perusahaan.
Suku bunga tarif transfer akseptasi bank yang jatuh tempo dalam satu bulan turun menjadi 0,01% awal pekan lalu. Itu adalah keempat kalinya sejak Desember bahwa suku bunga mendekati nol menjelang akhir bulan, menurut data dari Shanghai Commercial Paper Exchange.
"Suku bunga mendekati nol menunjukkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan kredit," kata Wang Yifeng, kepala analis perbankan di Everbright Securities Co.
2. Utang Perusahaan
Perusahaan juga tidak tertarik untuk menjual utang. Jumlah obligasi korporasi dalam negeri yang diterbitkan akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai jatuh tempo untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan di bulan Mei, yakni sebesar 102 miliar yuan (US$ 15,3 miliar). Itu berarti lebih banyak hutang yang dilunasi daripada yang dipinjam.
3. Kemerosotan Properti
Pihak berwenang telah mengambil langkah-langkah yang lebih terpadu untuk memacu pinjaman di pasar properti. Bank Sentral China (PBOC) memangkas suku bunga hipotek dengan rekor bulan ini dan bank mengurangi suku bunga pinjaman lima tahun mereka, menghasilkan pengurangan suku bunga pinjaman rumah sebanyak 35 basis poin.
4. Permintaan Regulator
PBOC dan regulator perbankan pekan lalu meningkatkan seruan mereka kepada pemberi pinjaman untuk meningkatkan pinjaman. PBOC bahkan juga menekankan lembaga keuangan untuk "memikul tanggung jawab mereka, memanfaatkan semua sumber daya untuk secara efektif terhubung dengan permintaan kredit dan memperkuat transmisi kebijakan".
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kena Sanksi Barat, Pebisnis Rusia Antre Buka Akun Bank China