Siemens Kepincut Bangun Energi Hijau di Ibu Kota RI yang Baru

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
Senin, 30/05/2022 13:05 WIB
Foto: REUTERS/Michael Dalder

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam lawatannya ke Jerman pada 26-27 Mei 2022 kemarin, mengagendakan pertemuan dengan Siemens Energy. Sejatinya, pertemuan dengan Siemens ini upaya mengerek investor baru dalam pengembangan energi hijau atau energi baru dan terbarukan (EBT).

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan bahwa ertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada akhir Maret yang lalu, berdiskusi mengenai tindak lanjut pembahasan kerja sama Siemens dengan Pertamina Power dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Pada pertemuan tersebut, Menteri ESDM mengungkapkan bahwa Indonesia terus mendorong investasi di bidang energi terbarukan dan berkomitmen dalam mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat lagi.


Pada 2030 di Indonesia target penambahan pembangkit hanya dari sumber EBT, termasuk hidrogen akan didorong ke depannya, hingga di 2060 suplai listrik di Indonesia sepenuhnya akan disokong EBT. Kolaborasi dengan Siemens dibutuhkan untuk mendukung pengembangan teknologi PLTS, smart grid, energy storage, teknologi pengembangan hidrogen, hingga kendaraan listrik.

Menteri ESDM juga menyampaikan apresiasi kepada Siemens dan menantikan partisipasi Siemens Energy dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. "Diharapkan Nota Kesepahaman antara Siemens dengan Pertamina Power dapat ditandatangani pada saat momentum G20 Energy Transition Ministerial Meeting di Bali bulan September mendatang," lanjut Agung.

"Siemens Energy juga menyampaikan ketertarikannya untuk mendukung pengembangan sektor energi di IKN. Siemens Energy sebelumnya memiliki pengalaman untuk pengembangan kota baru di Mesir, tidak hanya dalam hal pengembangan sektor energi khususnya energi terbarukan, namun juga pengembangan fasilitas pendidikan dan fasilitas bagi peningkatan kapasitas SDM pendukung," ungkap dia.

Di kesempatan terpisah, pihak Jerman mengungkapkan keinginannya untuk kerja sama suplai batubara dari Indonesia pada pertemuan antara Menteri ESDM dengan CEO Asosiasi Perusahaan Batubara di Jerman (VDKI) dan juga CEO HMS Bergbau AG, Lars Schernkau, bertempat di Hotel Palace Berlin, Jumat (27/5) waktu setempat.

"Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa 50% dari suplai batu bara Jerman berasal dari Rusia, dan dengan perkembangan situasi saat ini Jerman ingin mengembangkan kerja sama suplai batubara dari Indonesia," ungkap Agung.

Menteri ESDM juga meminta kiranya VDKI juga bisa berkoordinasi dengan asosiasi perusahaan serupa di kawasan Eropa, termasuk memastikan ketersediaan fasilitas pelabuhan, serta terms and conditions untuk kontrak tersebut.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ini Dia Sumber Uang hingga Target Bisnis Koperasi Merah Putih