
Hati-hati, Kasus Covid-19 RI Naik Lagi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Tambahan kasus Covid-19 di Indonesia merangkak naik pada pekan ketiga usai Hari Raya Idul Fitri. Positivity rate juga melonjak.
Jumlah kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir (23-29 Mei 2022) mencapai 1.825 orang. Jumlah tersebut naik 0,61% dibandingkan pada pekan sebelumnya yang tercatat 1.825.
Kendati demikian, jumlah tambahan kasus sepekan terakhir masih lebih rendah dibandingkan pekan sebelum libur cuti bersama (22-28 April 2022). Pada pekan tersebut, Indonesia melaporkan kasus baru sebanyak 3.477.
Jumlah kasus kematian pada sepekan terakhir menurun dibandingkan pekan sebelumnya. Kasus kematian tercatat 52 jiwa, menurun 18,8% dari pekan sebelumnya (64 jiwa).
Namun, positivity rate melonjak drastis pada sepekan terakhir seiring semakin sedikitnya jumlah tes di Indonesia. Rata-rata positivity rate pada sepekan terakhir tercatat 0,57%, sementara pada pekan sebelumnya tercatat 0,35%.
Pada Minggu (29/5/2022), positivity rate bahkan tercatat 0,92% atau yang tertinggi sejak 16 April lalu.
Jumlah orang yang menjalani tes Covid-19 pada sepekan terakhir turun menjadi rata-rata 48 ribu per hari. Pada pekan sebelumnya masih rata-rata 79 ribu per hari.
Pada Minggu (22/5/2022), Indonesia melaporkan tambahan kasus sebanyak 242, turun 99,6% dibandingkan pada puncak Covid-19 gelombang III pada 16 Februari lalu di mana kasus menembus 64.718. Jumlah orang yang menjalani tes Covid, kemarin, tercatat 36.214 orang. Jumlah tersebut adalah yang terendah sejak 3 Mei 2022 atau saat hari kedua Hari Raya Idul Fitri.
Dicky Budiman, Peneliti Global Health Security Griffith University Australia, menyoroti semakin sedikitnya jumlah testing dan tracing. Rendahnya testing dan tracing membuat jumlah sebenarnya dari kasus Covid-19 di Indonesia sulit diprediksi.
"Bahwasanya tidak ada lonjakan kasus aktif atau yang dirawat di rumah sakit itu memang harus disyukuri. Tapi penurunan kasus ini belum solid karena modalnya kurang kuat. Sebenarnya kasus infeksi itu tinggi" tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.
Jumlah orang yang menjalani tes Covid berkurang drastis sejak pemerintah tidak mewajibkan tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan bagi mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi booster. Kebijakan tersebut dikeluarkan pada 9 Maret lalu.
Selain testing dan tracing, Dicky mengatakan Indonesia belum memiliki modal kuat dalam hal vaksinasi booster. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah orang yang sudah mendapatkan vaksinasi booster hingga 29 Mei 2022 tercatat 45,39 juta atau 21,8% dari target. Jumlah tersebut jauh dari level idealnya di 50-70%.
"Tentu dua Lebaran sebelumnya tidak bisa dibandingkan karena (sekarang) ada modal imunitas. Jangan anggap situasi benar-benar aman. Kita juga harus ingat ada dampak tidak langsung dari Covid seperti wabah lokal," imbuhnya. Wabah lokal tersebut di antaranya penyakit hepatitis akut.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan imbas libur Lebaran terhadap kenaikan kasus Covid-19 baru terlihat pada akhir Mei. "Pengalaman kami melihat hari-hari raya besar sebelumnya yaitu Nataru dan lebaran tahun lalu, biasanya indikasi kenaikan 27-34 hari sesudah hari raya. Jadi kalau hari rayanya kemarin 2 Mei, ya kita lihat akhir bulan ini," tutur Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers, Rabu (17/5/2022).
Sebagai catatan, data BNPB menunjukkan kasus Covid-19 di Indonesia selalu melonjak usai libur panjang, termasuk libur panjang Lebaran tahun 2021. Pada tahun 2021, lebaran jatuh pada pertengahan Mei. Pada akhir Mei, tambahan kasus harian masih tercatat 5.000-6.000. Kasus Covid-19 melonjak tajam bahkan tidak terkontrol hingga menembus 54 ribu kasus lebih pada Juli 2021. Puncak gelombang II terjadi pada 15 Juli 2021 di mana kasus menembus 56.757.
Pada Lebaran tahun 2021, mayoritas masyarakat belum mendapatkan vaksinasi karena program vaksinasi untuk masyarakat umum baru dimulai Juni 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WNI dari Luar Negeri Sumbang Setengah Kasus Harian Covid RI