Internasional

5 Fakta Penembakan Maut SD di AS, Kronologi-Sejarah Kelam

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 May 2022 09:00
Penembakan di Sekolah Texas as
Foto: Seorang wanita menangis di luar Ssgt Willie de Leon Civic Center, tempat para siswa dipindahkan dari Sekolah Dasar Robb setelah penembakan, di Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5/2022). (REUTERS/Marco Bello)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Kali ini, di sebuah Sekolah Dasar (SD) Robb di Uvalde, negara bagian Texas.

Peristiwa itu menewaskan 21 orang, termasuk 19 anak-anak. Berikut kronologi dan fakta terkait penembakan itu mengutip CNBC International dan sejumlah sumber, Kamis (26/5/2022).

Petugas kepolisian berjaga di lokasi penembakan di dekat Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5/2022). (REUTERS/Marco Bello)Foto: Petugas kepolisian berjaga di lokasi penembakan di dekat Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5/2022). (REUTERS/Marco Bello)
Petugas kepolisian berjaga di lokasi penembakan di dekat Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5/2022). (REUTERS/Marco Bello)

1. Kronologi

Peristiwa terjadi Selasa siang waktu setempat. Pelaku disebut mendatangi sekolah dengan membawa AR-15 dan satu pistol lain.

Ia yang mengenakan pelindung tubuh, menabrakkan mobilnya di luar sekolah sebelum masuk ke dalam. Setelahnya ia masuk ke kelas dan membarikade dirinya serta mulai menembak.

Juru Bicara Departemen Keamanan Publik Texas Letnan Chris Olivarez mengatakan mereka yang tewas dan terluka dalam penembakan itu berada di satu ruang kelas. Saat itu, ada dua kelas yang disatukan dalam satu ruangan.

"Banyak anak dan guru yang berada di kelas itu," kata Olivarez.

Aksinya berhasil dilumpuhkan kala seorang agen Unit Taktis Patroli Perbatasan Pabean dan Perlindungan Perbatasan AS serta dua petugas penegak hukum memasuki sekolah itu. Agen patroli perbatasan itu disebut-sebut sedang tidak bertugas namun menerima laporan.

"Dua orang petugas penegakan hukum mengatakan banyak personilnya yang tinggal di Uvalde memiliki koneksi dengan sekolah SD Robb. Baik personel patroli perbatasan yang sedang bertugas maupun yang tidak bertugas tiba di tempat kejadian untuk memindahkan siswa ke tempat yang aman," tulis CNBC International.

2. Siapa Pelaku

Penembak diidentifikasi sebagai Salvador Ramos, berusia 18 tahun. Ia sendiri tewas setelah melakukan baku tembak dengan polisi.

Menurut keterangan yang dikutip media AS, Fox 32, Ramos merupakan warga Texas. Tempat tinggalnya berjarak 135 km dari lokasi kejadian.

Saat ini, ia masih berstatus pelajar SMA. Ia dikabarkan bekerja di sebuah kedai makanan cepat saji Wendy's.

Manajer resto Andrian Mendes menggambarkannya sebagai Ramos seseorang yang tertutup. "Dia pendiam, tidak banyak bicara," ungkapnya.

3. Apa Motif Pelaku?

Belum diketahui motif asli dari pelaku. Namun mengutip AP, Ramos memang dilaporkan memiliki ketertarikan kepada senjata api. Ia bahkan membeli senjata tepat di hari perayaan ultahnya yang ke-18.

Salvador Ramos terduga pelaku penembakan di Texas (Tangkapan Layar)Foto: Salvador Ramos terduga pelaku penembakan di Texas (Tangkapan Layar)
Salvador Ramos terduga pelaku penembakan di Texas (Tangkapan Layar)

"Itu adalah hal pertama yang ia lakukan pada ulang tahun ke-18-nya," kata senator AS yang mengetahui informasi itu dari kepolisian, Roland Gutierrez.

Kecintaannya pada senjata terlihat di media sosial. Ia sempat mengunggah foto senapan di Instagram miliknya "salv8dor".

Di akun Facebooknya, Ramos ternyata menulis "saya akan menembak sebuah sekolah dasar", tepat 15 menit sebelum melancarkan aksinya. Tak hanya SD, Ramos juga sebelumnya menembak neneknya .

"Saya akan menembak nenek saya dan saya menembak nenek saya," tulisnya di akun Facebook juga.

4.Kata Biden

Hal ini membuat Presiden AS Joe Biden bereaksi. Ia memerintahkan agar bendera AS dikibarkan setengah tiang di Gedung Putih dan di semua gedung dan halaman publik.

"(Ini) orang tua tidak akan pernah sama lagi. Kehilangan seorang anak seperti mengalami sepotong jiwamu dicabut," ujarnya dikutip Al Jazeera, Selasa malam waktu setempat.

"Saya muak dan lelah. Kita harus bertindak. Jangan bilang kita tidak bisa berdampak pada 'pembantaian' ini," tambahnya menawarkan bantuan kepada Gubernur Texas Greg Abbott untuk merespon penembakan fatal itu.

Kekesalan juga diutarakan Wakil Presiden AS Kamala Harris. Ia menyebut hati warga AS hancur.

"Cukup sudah," katanya. "Kita harus memiliki keberanian untuk mengambil tindakan."

Halaman 2>>

5.Sejarah Penembakan Massal di Sekolah AS

Penembakan di sekolah bukan pertama di AS. Berikut adalah kasus penembakan massal di sekolah paling mematikan di AS dalam dua dekade terakhir, sebagaimana dikutip dari kantor berita.

SMA Columbine (1999)

Dua remaja dari Columbine, Colorado, dipersenjatai dengan berbagai macam senjata dan bom rakitan. Amukan mereka di sekolah setempat mengakibatkan 12 siswa dan seorang guru tewas, dengan 24 orang terluka dalam penembakan massal di sekolah pada 20 April 1999.

Columbine, yang namanya identik dengan penembakan di sekolah, adalah salah satu yang pertama, dan masih termasuk yang paling mematikan, terkait kasys penembakan semacam itu di AS.

Virginia Teknologi (2007)

Seorang mahasiswa Korea Selatan di Institut Politeknik Virginia melepaskan tembakan ke kampus Blacksburg, Virginia. Sebelum bunuh diri, ia menewaskan sebanyak 32 mahasiswa dan seorang profesor di kampus tersebut, dengan 33 orang lainnya luka-luka.

Pria bersenjata itu rupanya mengidolakan para penembak Columbine dan menyebut mereka sebagai "martir" dalam sebuah video yang menjadi bagian dari manifesto penuh kebencian yang dia kirimkan ke polisi selama penembakan berlangsung.

SD Sandy Hook (2012)

Seorang pria berusia 20 tahun dengan riwayat masalah kesehatan mental membunuh ibunya di Newtown, Connecticut, pada 14 Desember 2012. Ini terjadi sebelum ia melakukan penembakan massal di Sekolah Dasar Sandy Hook.

Sebanyak 20 anak, berusia enam dan tujuh tahun, ditembak mati, serta enam orang dewasa. Pelaku kemudian bunuh diri.

Orang tua korban Sandy Hook telah memimpin banyak kampanye untuk memperkuat undang-undang pengendalian senjata, tetapi upaya mereka sebagian besar gagal. Beberapa ahli teori konspirasi bersikeras pembantaian itu adalah tipuan pemerintah dan bahkan mengklaim penembakan itu melibatkan "aktor" dalam plot untuk mendiskreditkan lobi senjata.

SMA Marjory Stoneman Douglas (2018)

Pada 14 Februari 2018, seorang mantan siswa berusia 19 tahun di SMA Marjory Stoneman Douglas yang dikeluarkan (drop out) karena alasan disiplin kembali ke sekolah Parkland, Florida. Di sana ia melepaskan tembakan dan membunuh 14 siswa serta tiga staf dewasa.

Akibat insiden mengerikan ini, para siswa Stoneman Douglas berjuang melawan kekerasan senjata di bawah spanduk "March for Our Lives". Mereka melobi untuk undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat dan mengorganisir protes serta demonstrasi. Kampanye mereka bahkan telah diluncurkan di media sosial, memobilisasi ratusan ribu anak muda Amerika.

SMA Santa Fe (2018)

Sepuluh orang, termasuk delapan siswa, tewas di tangan seorang siswa berusia 17 tahun bersenjatakan senapan dan pistol. Sesaat dimulainya pembelajaran, pelaku melepaskan tembakan ke teman-teman sekelasnya di pedesaan Santa Fe, Texas pada 18 Mei 2018.

Menyusul tragedi itu, Gubernur Texas Greg Abbott meluncurkan 40 rekomendasi, terutama berfokus pada peningkatan keamanan bersenjata di kampus dan sekolah serta meningkatkan pemeriksaan kesehatan mental untuk mengidentifikasi anak-anak bermasalah.

Namun kepemilikan senjata dapat menjadi kebanggaan bagi banyak orang Texas, sehingga beberapa siswa SMA Santa Fe menentang menghubungkan kasus penembakan dengan perlunya UU pengendalian senjata yang lebih baik.

SD Robb (2022)

Sebanyak 19 anak-anak dan setidaknya dua orang dewasa tewas dalam penembakan yang terjadi pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat.

peristiwa terjadi di SD Robb di Uvalde, sekitar 83 mil sebelah barat San Antonio. Tersangka penembak disebut terluka parah karena respons penegakan hukum dan dinyatakan tewas.

Beberapa sumber mengatakan penembak diidentifikasi sebagai Salvador Ramos, 18 tahun. Polisi setempat mengatakan tersangka bertindak sendiri selama kejahatan keji itu dilakukan.

Next Page
Sejarah Kelam
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular