Internasional

Mengintip Sejarah Kelam Kasus Penembakan di Sekolah AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 May 2022 17:55
Kerabat menangis di luar Ssgt Willie de Leon Civic Center, tempat para siswa dipindahkan dari Sekolah Dasar Robb setelah penembakan, di Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5/2022). (REUTERS/Marco Bello)
Foto: Kerabat menangis di luar Ssgt Willie de Leon Civic Center, tempat para siswa dipindahkan dari Sekolah Dasar Robb setelah penembakan, di Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5/2022). (REUTERS/Marco Bello)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus penembakan massal di sekolah Amerika Serikat (AS) kembali terjadi. Kali ini sebanyak 19 siswa dan setidaknya dua orang dewasa, termasuk satu guru, di sekolah dasar Texas ditembak mati oleh pria bersenjata berusia 18 tahun, Selasa (25/5/2022).

Kasus terbaru ini menjadi siklus penembakan massal sekolah yang belum dapat dihentikan di Negeri paman Sam dan sudah berjalan hampir dua dekade.

Penembakan massal di sekolah sendiri telah menjadi keadaan darurat yang berulang di AS, dengan 26 kasus tercatat tahun lalu, menurut publikasi perdagangan pendidikan EdWeek.

Bahkan senjata api menjadi penyebab utama kematian anak-anak dan remaja AS pada tahun 2020, menyalip kecelakaan mobil, menurut data yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada April 2022 lalu.

Berikut adalah kasus penembakan massal di sekolah paling mematikan di Amerika dalam dua dekade terakhir, sebagaimana dikutip dari kantor berita.

SMA Columbine (1999)

Dua remaja dari Columbine, Colorado, dipersenjatai dengan berbagai macam senjata dan bom rakitan. Amukan mereka di sekolah setempat mengakibatkan 12 siswa dan seorang guru tewas, dengan 24 orang terluka dalam penembakan massal di sekolah pada 20 April 1999.

Columbine, yang namanya identik dengan penembakan di sekolah, adalah salah satu yang pertama, dan masih termasuk yang paling mematikan, terkait kasys penembakan semacam itu di AS.

Virginia Teknologi (2007)

Seorang mahasiswa Korea Selatan di Institut Politeknik Virginia melepaskan tembakan ke kampus Blacksburg, Virginia. Sebelum bunuh diri, ia menewaskan sebanyak 32 mahasiswa dan seorang profesor di kampus tersebut, dengan 33 orang lainnya luka-luka.

Pria bersenjata itu rupanya mengidolakan para penembak Columbine dan menyebut mereka sebagai "martir" dalam sebuah video yang menjadi bagian dari manifesto penuh kebencian yang dia kirimkan ke polisi selama penembakan berlangsung.

SD Sandy Hook (2012)

Seorang pria berusia 20 tahun dengan riwayat masalah kesehatan mental membunuh ibunya di Newtown, Connecticut, pada 14 Desember 2012. Ini terjadi sebelum ia melakukan penembakan massal di Sekolah Dasar Sandy Hook.

Sebanyak 20 anak, berusia enam dan tujuh tahun, ditembak mati, serta enam orang dewasa. Pelaku kemudian bunuh diri.

Orang tua korban Sandy Hook telah memimpin banyak kampanye untuk memperkuat undang-undang pengendalian senjata, tetapi upaya mereka sebagian besar gagal. Beberapa ahli teori konspirasi bersikeras pembantaian itu adalah tipuan pemerintah dan bahkan mengklaim penembakan itu melibatkan "aktor" dalam plot untuk mendiskreditkan lobi senjata.

SMA Marjory Stoneman Douglas (2018)

Pada 14 Februari 2018, seorang mantan siswa berusia 19 tahun di SMA Marjory Stoneman Douglas yang dikeluarkan (drop out) karena alasan disiplin kembali ke sekolah Parkland, Florida. Di sana ia melepaskan tembakan dan membunuh 14 siswa serta tiga staf dewasa.

Akibat insiden mengerikan ini, para siswa Stoneman Douglas berjuang melawan kekerasan senjata di bawah spanduk "March for Our Lives". Mereka melobi untuk undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat dan mengorganisir protes serta demonstrasi. Kampanye mereka bahkan telah diluncurkan di media sosial, memobilisasi ratusan ribu anak muda Amerika.

SMA Santa Fe (2018)

Sepuluh orang, termasuk delapan siswa, tewas di tangan seorang siswa berusia 17 tahun bersenjatakan senapan dan pistol. Sesaat dimulainya pembelajaran, pelaku melepaskan tembakan ke teman-teman sekelasnya di pedesaan Santa Fe, Texas pada 18 Mei 2018.

Menyusul tragedi itu, Gubernur Texas Greg Abbott meluncurkan 40 rekomendasi, terutama berfokus pada peningkatan keamanan bersenjata di kampus dan sekolah serta meningkatkan pemeriksaan kesehatan mental untuk mengidentifikasi anak-anak bermasalah.

Namun kepemilikan senjata dapat menjadi kebanggaan bagi banyak orang Texas, sehingga beberapa siswa SMA Santa Fe menentang menghubungkan kasus penembakan dengan perlunya UU pengendalian senjata yang lebih baik.

SD Robb (2022)

Sebanyak 19 anak-anak dan setidaknya dua orang dewasa tewas dalam penembakan yang terjadi pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat.

peristiwa terjadi di SD Robb di Uvalde, sekitar 83 mil sebelah barat San Antonio. Tersangka penembak disebut terluka parah karena respons penegakan hukum dan dinyatakan tewas.

Beberapa sumber mengatakan penembak diidentifikasi sebagai Salvador Ramos, 18 tahun. Polisi setempat mengatakan tersangka bertindak sendiri selama kejahatan keji itu dilakukan.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengupas Data Penembakan Massal di AS, Ada Ratusan Tiap Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular