BI Kasih Jempol Buat Pemerintah, Ada Apa?

Cantika AP Noveria, CNBC Indonesia
Selasa, 24/05/2022 14:25 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Memberikan Keterangan Pers Mengenai Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Mei 2022. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai tekanan inflasi domestik masih akan terjadi. Namun MH Thamrin memberi apresiasi kepada kebijakan pemerintah, yang diharapkan mampu meredam inflasi.

Pada April, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi sebesar 0,95% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini menjadi yang tertinggi sejak 2017.

Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/yoy) berada di 3,47%. Tertinggi sejak 2019.


"Ini seiring peningkatan harga komoditas global, perbaikan mobilitas masyarakat, dan pola musiman hari keagamaan nasional," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers secara virtual, Selasa (24/5/2022).

Ke depan, lanjut Perry, tekanan inflasi diperkirakan masih berlanjut. Penyebabnya adalah harga komoditas dunia yang masih tinggi akibat perang Rusia-Ukraina, peningkatan permintaan, dan sebagainya.

"BI mewaspadai ekspektasi inflasi dan menempuh kebijakan stabilisasi untuk memastikan terkendalinya inflasi ke depan," tegas Perry.

Namun, Perry menilai ada hal yang bisa meredam laju inflasi nasional. Itu adalah komitmen pemerintah untuk menambah subsidi sehingga kenaikan harga komoditas tidak langsung berdampak kepada harga jual berbagai produk di dalam negeri.

"BI mengapresiasi pemerintah di bidang fiskal yang menaikkan subsidi sehingga kenaikan harga global tidak berdampak ke harga-harga di dalam negeri. BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, baik di pusat dan daerah," kata Perry.


(aji/aji)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025