Foto Internasional

Sri Langka Makin Mencekam, Mahasiswa Geruduk Rumah Presiden

Getty Images, CNBC Indonesia
Jumat, 20/05/2022 18:00 WIB

Mahasiswa kembali berdemonstrasi menggeruduk rumah dinas Presiden Sri Lanka, menuntut penanganan krisis ekonomi di negara itu.


1/8 Mahasiswa Sri Lanka melarikan diri dari meriam air dan gas air mata saat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi melawan pemerintah di dekat kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Mahasiswa berdemonstrasi menggeruduk rumah dinas Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, di Kolombo, Kamis (19/5/2022). (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

2/8 Mahasiswa Sri Lanka melarikan diri dari meriam air dan gas air mata saat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi melawan pemerintah di dekat kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Mereka menuntut penanganan krisis ekonomi di negara itu. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

3/8 Mahasiswa Sri Lanka melarikan diri dari meriam air dan gas air mata saat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi melawan pemerintah di dekat kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Bentrok tak terhindari dengan aparat. Sejumlah mahasiswa terlihat melarikan diri dari serangan meriam air dan gas air mata. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

4/8 Mahasiswa Sri Lanka melarikan diri dari meriam air dan gas air mata saat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi melawan pemerintah di dekat kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Sri Lanka telah diserang krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan tahun 1948. Kisis ekonomi ini yang merembet ke politik, dipicu oleh pandemi Covid-19 dan perang Rusia di Ukraina. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

5/8 Mahasiswa Sri Lanka melarikan diri dari meriam air dan gas air mata saat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi melawan pemerintah di dekat kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Protes sebelumnya telah menyebabkan pengunduran diri Mahinda Rajapaksa sebagai perdana menteri. Perlu diketahui, Mahindra adalah kakak dari pejabat presiden kini. (REUTERS/ADNAN ABIDI)

6/8 Mahasiswa Sri Lanka melarikan diri dari meriam air dan gas air mata saat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi melawan pemerintah di dekat kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Sebagaimana dikutip dari The Guardian, tingkat inflasi yang melonjak menuju 40%, kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan, serta pemadaman listrik bergilir telah menyebabkan protes nasional dan jatuhnya mata uang. Belum lagi pemerintah kekurangan cadangan mata uang asing yang dibutuhkan untuk membayar impor. (REUTERS/ADNAN ABIDI)

7/8 Mahasiswa Sri Lanka melarikan diri dari meriam air dan gas air mata saat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi melawan pemerintah di dekat kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Gubernur bank sentral Sri Lanka, Nandalal Weerasinghe mengatakan bahwa demokrasi tertua di Asia telah jatuh ke dalam "default pre-emptive" setelah berakhirnya masa tenggang 30 hari untuk pembayaran bunga yang terlewat pada dua obligasi negaranya. Ini adalah default pertama oleh negara Asia-Pasifik abad ini, menurut lembaga pemeringkat kredit Moody's. (REUTERS/ADNAN ABIDI)

8/8 Mahasiswa Sri Lanka melarikan diri dari meriam air dan gas air mata saat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi melawan pemerintah di dekat kediaman resmi presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka. (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran sekitar US$ 7 miliar pinjaman internasional yang jatuh tempo tahun ini, dari total tumpukan utang luar negeri senilai US$ 51 miliar. Kementerian keuangan negara itu mengatakan memiliki US$25 juta dalam cadangan devisa yang dapat digunakan.(REUTERS/ADNAN ABIDI)