Ancaman Selain Covid Makin Ngeri, India Jadi Korban
Jakarta, CNBC Indonesia - Lupakan sejenak pandemi Covid-19. Pasalnya ancaman lain, selain virus tersebut makin nyata di muka bumi.
India misalnya, kini menjadi korban. Perubahan iklim disebut membuat gelombang panas 100 kali lebih mungkin terjadi di negara itu.
Hal ini ditegaskan layanan cuaca nasional Inggris, Kantor Meteorologi, sebagaimana dimuat CNBC International, Kamis (19/5/2022). Suhu ekstrem yang dimulai Maret, telah mencatatkan rekor di wilayah tersebut dan memaksa jutaan orang mengubah cara bekerja dan hidup.
"India mengalami suhu Maret tertinggi dan suhu April tertinggi ketiga dalam 122 tahun tercatat," ujar lembaga itu menggunakan peristiwa serupa di April dan Mei 2010 sebagai told ukur.
"Tanpa memperhitungkan perubahan iklim, kemungkinan peristiwa panas seperti yang terjadi pada tahun 2010 hanya akan diharapkan setiap 312 tahun sekali," tulis lembaga itu.
"Tetapi memperhitungkan efek perubahan iklim saat ini, suhu yang memecahkan rekor seperti itu sekarang diperkirakan terjadi setiap 3,1 tahun. Pada akhir abad ini, kemungkinannya bisa meningkat menjadi setiap 1,15 tahun."
Mengutip laman yang sama, menurut pemerintah India, suhu maksimum rata-rata pada Maret adalah 33,10 derajat Celcius. Ini merupakan suhu maksimum rata-rata tertinggi dalam 122 tahun terakhir dan sedikit lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang terlihat pada Maret 2010.
Suhu maksimum rata-rata pada bulan April adalah 35,30 derajat Celcius, tepat di belakang 35,42 derajat Celcius pada tahun 2010 dan 35,32 derajat Celcius pada tahun 2016. Khusus bulan ini, dalam beberapa hari terakhir, suhu mencapai 50 derajat Celcius.
Gelombang panas ini juga tak hanya terjadi di India. Hal sama juga terjadi di Pakistan.
(tfa/sef)