Penampakan 'Tanah Atlantis' di Proyek Tol Pantura Jawa

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
19 May 2022 13:25
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong penyelesaian pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak yang menggunakan  skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU). (Dok: PUPR)
Foto: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Penampakan Tanah Musnah terendam air (Dok: PUPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jalan Tol Semarang - Demak 27 km bakal banyak melewati jalur pesisir yang melintasi area dengan fenomena tanah musnah atau 'fenomena atlantis'. Tol ini juga terkenal dengan konstruksi tanggul lautnya dan bila sudah operasi, maka tol ini akan melintasi kawasan yang banyak digenangi oleh air di pantai utara Jawa (Pantura).

Tol diharapkan dapat semakin melengkapi konektivitas jaringan Jalan Tol dan ruas utama di sisi utara Pulau Jawa yang ditargetkan tuntas seluruhnya 2024.  Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak khusus Seksi 2 progresnya telah mencapai 80,63% dan ditargetkan selesai konstruksi pada akhir tahun 2022.

Jalan Tol ini terintegrasi dengan Tanggul Laut Kota Semarang ini diharapkan setelah rampung akan semakin mendukung pertumbuhan Pusat Ekonomi baru di Provinsi Jawa Tengah.

Tol ini juga akan difungsikan sebagai penahan banjir rob, serta mengatasi banjir dan genangan air yang selama ini menjadi permasalahan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang sering terjadi di sekitar Semarang.

Jalan Tol dengan panjang 27 Km ini memiliki dua seksi, yakni Seksi 1 (Semarang/Kaligawe-Sayung) sepanjang 10,69 km porsi pemerintah yang ditargetkan selesai konstruksinya pada tahun 2024 mendatang. Sementara untuk Seksi 2 (Sayung-Demak) sepanjang 16,31 Km yang merupakan porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.

Selain itu, Jalan Tol Semarang - Demak akan memiliki 2 buah simpang susun (SS), yakni SS Sayung, dan SS Demak. Konstruksi Jalan Tol Semarang - Demak juga menggunakan produk dalam negeri berupa beton precast yang diproduksi oleh PT WIKA Beton.

Dikutip dari laman BPJT Kemenyerian PUPR, Kamis (19/5), pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak terintegrasi tanggul laut dengan struktur timbunan di atas laut juga diperkuat oleh matras bambu setebal 17 lapis.

Selain sistem matras bambu, penguatan kondisi tanah dilakukan juga dengan cara pemasangan material pengalir vertikal pra-fabrikasi atau PVD serta melaksanakan pembebanan menggunakan material pasir laut yang diambil menggunakan alat Trailing Suction Hopping Dredger atau TSHD.

Selain itu utuk, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari pembangunan Tol Semarang - Demak, Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah menyiapkan program relokasi lahan mangrove yang berada di sekitar pembangunan Seksi 1 Tol Semarang - Demak ruas Semarang - Sayung. Terdapat 3 lokasi kawasan mangrove yang akan direlokasi dengan total luas kurang lebih 46 hektar.

Upaya pelesatarian kawasan mangrove tersebut bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan mangrove sebagai habitat flora dan fauna di pesisir Pantai Utara Jawa serta melindungi daerah garis pantai, termasuk mengurangi risiko abrasi.

Fenomena Tanah 'Atlantis' Musnah

Tol Semarang-Demak merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pembangunannya dipacu dan ditargetkan ditargetkan selesai sebelum 2024 mendatang.

Namun yang masih menjadi kendala saat ini pengadaan lahan akibat fenomena tanah musnah atau tanah yang berubah bentuk karena peristiwa alam, karena berada pada trase tol ini. Sehingga proses perhitungan dan pembebasan sempat menjadi kendala karena lokasi lahan yang sudah terendam oleh air.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga sudah menyampaikan arahan terkait percepatan pembangunan tol Semarang - Demak yang saat ini masih terkendala isu tanah musnah dalam trase tol itu.

"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian ATR/BPN bersama Kemenko Perekonomian akan segera menyelesaikan upaya percepatan penyelesaian tanah musnah baik regulasi maupun teknis pelaksanaannya," kata Airlangga dalam keterangan, dikutip, Selasa (17/5/2022).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular