Subsidi BBM Cs Tahun Ini Bakal Diubah, Harga Pertalite Naik?

Verda Nano Setiawan, Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
Selasa, 17/05/2022 13:45 WIB
Foto: Infografis/RI Habiskan Ratusan Triliun Demi Subsidi Energi Setiap Tahun/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dan DPR RI berencana untuk membahas mengenai perubahan asumsi makro untuk sektor energi pada pekan depan. Pembahasan perubahan asumsi tersebut berkaitan dengan subsidi sektor energi, mengingat harga minyak mentah Indonesia alias ICP sudah jauh di atas asumsi dasar APBN 2022 yang ditetapkan sebesar US$ 63 per barel.

Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI, Eddy Soeparno mengatakan bahwa pihaknya bakal menggelar rapat bersama Kementerian ESDM guna membahas asumsi harga minyak mentah (Indonesia Crude Oil Price/ICP), Subsidi Bahan bakar minyak (BBM), subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kilogram (kg) dan subsidi listrik.

Namun demikian, ia belum dapat memastikan apakah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat ini. Yang pasti, Komisi VII bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif beserta Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati akan melakukan diskusi.


"Di satu pihak keuangan negara perlu ada kenaikan dari harga LPG, tarif listrik, Pertalite dan lain-lain. Itu perlu karena keuangan negara berat jika menanggung subsidi yang sangat besar apalagi harga energi masih relatif tinggi terutama seperti energi yang kita impor yakni minyak mentah," kata dia kepada CNBC Indonesia Selasa (17/5/2022).

Namun di sisi lain, Komisi VII juga melihat dampak dari kenaikan harga kebutuhan masyarakat tersebut yang akan berdampak pada inflasi. Sehingga masih banyak pertimbangan-pertimbangan sebelum kebijakan itu diambil.

"Jadi ini ada pertimbangan yang harus kita lihat ke depannya," kata dia.

Untuk diketahui, pemerintah dipastikan bakal menanggung subsidi yang cukup besar dari dua jenis Bahan Bakar Minyak (BBM), yang saat ini belum mengalami penyesuaian harga. Di antaranya yakni Solar dan Pertalite, bahkan juga untuk LPG 3 Kilo gram (kg).

Pasalnya, harga minyak mentah dunia hingga sampai saat ini tidak mengalami penurunan yang signifikan atau masih nyaman bertengger di atas US$ 100 per barel. Pada April ini, ICP hanya mengalami penurunan menjadi US$ 102,51 per barel dari yang sebelumnya pada Maret US$ 113,50 per barel.

Adapun jika dibandingkan dengan asumsi harga minyak dalam APBN 2022 tentunya harga ICP saat ini sudah cukup jauh. Pasalnya, asumsi harga minyak dalam APBN 2022 dipatok sebesar US$ 63 per barel.

Perlu Transparansi dalam Penetapan Harga Jual BBM

Di sisi lain, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, saat ini transparansi sangat diperlukan dalam penetapan harga BBM terutama Penugasan seperti Pertalite. Tren harga minyak mentah dunia yang masih bertahan di atas level US$ 100 per barel membuat badan usaha harus menyiapkan dana besar dalam menjalankan penugasan pemerintah untuk pengadaan BBM yang didistribusikan ke masyarakat.

"Pemerintah perlu fair saja saya kira. Dihitung bersama berapa harga wajarnya (BBM Penugasan) kemudian pemerintah memberikan kompensasi terhadap selisih harga pentapan dengan harga wajar tersebut," kata Komaidi, Senin (16/5/2022).

Pemerintah sebelumnya menetapkan Pertalite menjadi JBBKP menggantikan bensin RON 88 atau Premium. Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentang Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan yang diteken 10 Maret 2022.

Kuota Pertalite awalnya ditetapkan 23,05 juta kiloliter (KL). Namun, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR pada 13 Maret 2022, Menteri ESDM Arifin Tasrif disepakati kuota Pertalite tahun ini ditambah 5,4 juta KL sehingga total menjadi 28,50 juta KL. Adapun Solar Subsidi ditambah 2,29 juta KL menjadi 17,39 juta KL.

Sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022, dinyatakan bahwa wilayah penugasan penyediaan dan pendistribusian JBKP meliputi seluruh wilayah NKRI. Adapun harga eceran JBKP untuk jenis bensin RON 90 di titik serah, setiap liternya ditetapkan sebesar Rp 7.650, sudah termasuk PPN dan PBBKB. Padahal harga keekonomian Pertalite saat ini menembus level Rp 13.000 per liter.

Menurut Komaidi, penggunaan formula yang tepat akan menghasilkan harga JBBKP yang sesuai dengan keekonomian. "Untuk harganya saya kira tidak jauh dengan harga pesaing untuk RON yang sama," ujarnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif sebelumnya buka suara atas rencana kenaikan harga BBM Pertalite itu. Saat ini pihaknya masih melihat perkembangan sehingga rencana kenaikan harga Pertalite itu belum dijalankan. "Belum ada (kenaikkan harga), masih liat perkembangan jadi belum ada rencana," terang Menteri Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/5/2022).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: ESDM Selidiki Longsor Maut Tambang Gunung Kuda Cirebon