Internasional

Senjata Balas Dendam Putin Makin Canggih, Negara Lawan Tunduk

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 17/05/2022 09:10 WIB
Foto: Rubel mata uang Rusia (REUTERS/Ilya Naymushin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kini menyiapkan 'senjata' baru untuk menyerang Barat. Bahkan, dibuat makin canggih.

Senjata yang dimaksud bukan arti sebenarnya, melainkan skema pembayaran dengan mata uang rubel ala Presiden Vladimir Putin yang tak akan berhenti hanya pada minyak dan gas Rusia.


Guna membalas sanksi Eropa dan Amerika Serikat (AS), Putin akan menerapkan aturan sama ke ekspor utama lain dari negara itu. Sebelumnya, aturan penggunaan Rubel telah berlaku sejak 1 April dan sempat menekan dolar AS.

"Ini adalah prototype system... Saya tidak ragu bahwa itu akan diperluas ke kelompok barang baru," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada televisi pemerintah Channel One Rusia, dikutip Reuters.

Dalam kesempatan yang sama, Psekov juga kembali mengecam sanksi AS dan sekutu, termasuk pembekuan US$300 miliar dari cadangan bank sentral Rusia. Ia menyebutnya "perampokan".

Kremlin, katanya, menginginkan sistem baru untuk menggantikan kontur arsitektur keuangan Bretton Woods yang didirikan oleh kekuatan Barat pada tahun 1944. Bretton Woods merupakan perjanjian yang mematok nilai mata uang negara lain terhadap dolar AS.

"Jelas, bahkan jika saat ini prospeknya masih jauh, kita akan sampai pada sistem baru. Berbeda dari sistem Bretton Woods," kata Peskov. "Sanksi Barat terhadap Rusia telah mempercepat erosi kepercayaan terhadap dolar dan euro."

Sementara itu, kabar terbaru Uni Eropa tidak berhasil mencapai kesepakatan tentang pelarangan minyak Rusia selama pertemuan para menteri luar negeri blok tersebut. Hal ini terjadi karena beberapa negara masih membutuhkan minyak dari Rusia.

Rusia memang merupakan pengekspor sejumlah komoditas penting dunia. Tak hanya minyak dan gas tapi juga batu bara hingga sejumlah mineral, seperti platinum, aluminium, hingga pangan seperti gandum.

Dalam data World's Top Export, minyak mentah, minyak bumi olahan, batu bara, emas dan besi-baja menyumbang 45,6% dari total ekspor tahun lalu.


(tfa/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Temui Putin, Perkuat Kerja Sama Rusia-Indonesia