
'Muak' Dengan Situasi Ukraina, McDonald's Angkat Kaki!

Jakarta, CNBC Indonesia - McDonald's Corp (MCD.N) menyatakan pada hari ini bahwa mereka akan menjual semua restorannya di Rusia setelah lebih dari 30 tahun beroperasi. Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan sikap Rusia yang menginvasi Ukraina.
Perusahaan mengharapkan untuk mencatat biaya non-tunai sebesar $1,2 miliar hingga $1,4 miliar setelah penjualan. Tahun lalu merek dagang terbesar dunia itu menghasilkan sekitar 9%, atau $2 miliar, dari pendapatannya dari Rusia dan Ukraina.
Rantai burger terbesar di dunia ini pada bulan Maret memutuskan untuk menutup 847 restorannya di Rusia, termasuk lokasi Pushkin Square yang ikonik di pusat kota Moskow.
McDonald's dibuka pada tahun 1990, toko itu adalah simbol kapitalisme Amerika yang berkembang di bara api Uni Soviet yang meredup. Lebih dari 5.000 orang menghadiri pembukaan.
Sejak McDonald's menutup tokonya di Rusia, McDonald's telah kehilangan sekitar $55 juta per bulan untuk membayar staf, tuan tanah, dan pemasok untuk restorannya di Ukraina dan Rusia, kata eksekutif perusahaan.
"Tidak mungkin untuk mengabaikan krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang di Ukraina. Dan tidak mungkin membayangkan Lengkungan Emas mewakili harapan dan janji yang sama yang membawa kami memasuki pasar Rusia 32 tahun lalu," kata Chief Executive Officer Chris Kempczinski dalam surat kepada karyawan.
McDonald's mengatakan ingin menjual restorannya di Rusia kepada pembeli lokal, tetapi akan mempertahankan merek dagangnya.
Perusahaan akan memastikan 62.000 karyawannya di Rusia terus dibayar sampai penutupan transaksi apa pun dan mereka memiliki pekerjaan di masa depan dengan pembeli potensial.
Sementara itu, Restoran McDonald's di Ukraina tetap tutup meski terus membayar gaji penuh untuk karyawannya di sana.
Sejumlah perusahaan Barat lainnya juga telah setuju untuk menjual aset Rusia mereka atau menyerahkannya kepada manajer lokal. upaya ini merupakan upaya ketika mereka berjuang untuk mematuhi sanksi atas konflik Ukraina dan menghadapi ancaman dari Kremlin bahwa aset milik asing dapat disita.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suram! Segini Kerugian McDonald's Setelah Keluar dari Rusia