Internasional

Baru 2 Hari Kemasukan Covid-19, 21 Orang Meninggal di Korut

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
14 May 2022 14:33
In this image made from video broadcasted by North Korea's KRT, North Korean leader Kim Jong Un wears a face mask on state television during a meeting acknowledging the country's first case of COVID-19 Thursday, May 12, 2022, in Pyongyang, North Korea. North Korea imposed a nationwide lockdown Thursday to control its first acknowledged COVID-19 outbreak after holding for more than two years to a widely doubted claim of a perfect record keeping out the virus that has spread to nearly every place in the world. (KRT via AP)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Korea Utara, pada Sabtu (14/5/2022) mencatat, bahwa ada sebanyak 21 kasus kematian akibat Covid-19 di wilayahnya. Kasus kematian tersebut terjadi setelah negara Korut melaporkan adanya Covid-19 beberapa hari yang lalu.

Seperti yang dikethaui, Korea Utara baru mulai memberlakukan kegiatan lockdown nasional, sejak pandemi Covid-19 berlangsung selama lebih dari dua tahun ini.

Meski begitu, pemerintah Korea Utara belum diketahui apakah akan melakukan pendataan Covid-19 secara ketat dan juga melakukan kampanye vaksinasi.

"Penyebaran epidemi ganas adalah gejolak besar yang menimpa negara sejak didirikan," tulis kantor berita negara KCNA mengutip Pemimpin Korut Kim Jong Un sebagaimana dilansir, Sabtu (14/5/2022).

Yang terang, Kim menilai, bahwa krisis kesehatan saat ini disebabkan oleh ketidakmampuan organisasi partai. Oleh karena itu negara harus optimistis untuk dapat mengatasi krisis sesingkat mungkin mengingat penularan tidak dapat dikendalikan.

Para ahli menyampaikan dengan kemampuan pengujian Korut yang terbatas, jumlah kasus Covid-19 dikabarkan hanya mewakili sebagian kecil dari total kasus. Hal ini pun dapat menyebabkan ribuan angka kematian.

Di samping itu, pandemi Covid-19 disebut dapat memperparah situasi pangan yang sudah krisis di negara itu.

Pertemuan Partai Buruh menemukan adanya sekitar 280.810 orang dirawat dan 27 kematian sejak demam yang tidak diketahui asalnya dilaporkan mulai akhir April. KCNA mengatakan bahwa satu kematian telah dikonfirmasi karena varian Omicron dari virus Covid-19.

Pertemuan itu juga mendengar laporan dari pejabat pengendalian epidemi bahwa dalam kebanyakan kasus, korban disebabkan oleh kelalaian, termasuk overdosis obat karena kurangnya pengetahuan tentang metode pengobatan.

Diketahui sejak akhir April, 524.440 orang telah menunjukkan tanda-tanda demam, termasuk 174.440 kasus baru. Sekitar 243.630 telah dirawat tetapi KCNA belum mengatakan jumlah orang yang telah diuji atau mengkonfirmasi jumlah total kasus Covid-19.

Adapun menurut Kee Park dari Harvard Medical School yang telah bekerja pada proyek perawatan kesehatan Korut, negara itu telah menguji sekitar 1.400.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kim Jong Un Pecat Pejabat Militer Nomor 2 di Korut, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular