
China Makin Tegaskan Sikap, UE Ingin Ambil Peran di Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemimpin Uni Eropa mengatakan perlu dan ingin mengambil peran yang lebih besar dalam "teater ketegangan" regional di Asia. Hal ini terkait China yang semakin tegas dengan sikapnya di kawasan tersebut.
Seruan itu muncul dalam konferensi pers bersama di Tokyo setelah pertemuan puncak Uni Eropa-Jepang yang menghadirkan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Kamis (12/5/2022).
"Indo-Pasifik adalah kawasan yang berkembang. Ini juga merupakan teater ketegangan," kata von der Leyen, dikutip dari Reuters. "Ambil situasi di Laut China Timur dan Selatan dan ancaman terus-menerus dari DPRK (Korea Utara)."
"Uni Eropa ingin mengambil peran yang lebih aktif di Indo-Pasifik. Kami ingin mengambil lebih banyak tanggung jawab di kawasan yang sangat vital bagi kemakmuran kami."
Michel dan von der Leyen juga memperingatkan hubungan dekat China dengan Rusia dan mengutuk langkah sepihak untuk mengubah status quo di wilayah mana pun di dunia.
"Kerja sama kami di Ukraina sangat penting tetapi juga penting di Indo-Pasifik, dan kami juga ingin memperdalam konsultasi kami tentang China yang lebih tegas," kata Michel. "Kami percaya bahwa China harus berdiri untuk mempertahankan sistem multilateral yang telah diuntungkannya."
Sementara itu, baik Michel dan von der Leyen juga menyambut baik partisipasi Jepang dalam tindakan melawan Rusia, termasuk sanksi.
"Kami menyambut sikap yang semakin kuat yang diambil Jepang terhadap Rusia," kata von der Leyen pada awal pembicaraan mereka.
Jepang telah bergabung dengan negara-negara Uni Eropa dan Kelompok Tujuh (G7) dalam memberlakukan sanksi perdagangan terhadap Rusia, yang membatasi kemampuan Moskow untuk mengekspor minyak dan gasnya.
Meski begitu, Jepang masih sangat bergantung pada impor energi, termasuk pembelian dari Rusia. Pekan lalu Kishida mengatakan Jepang akan "pada prinsipnya" melarang minyak Rusia tetapi lebih enggan untuk melepaskan diri dari beberapa proyek terkait negara tersebut.
(tfa/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Q2-2023, Ekonomi Uni Eropa Tumbuh 0,3% Secara Kuartalan
