
AS Rangkul Jepang Lawan China, Ancaman Perang Makin Dekat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) memiliki banyak sekutu yang berasal dari Asia Pasifik, salah satunya Jepang. Meski keduanya sempat menjadi rival di Perang Dunia II, perkembangan zaman membuat hubungan kedua negara ini makin erat dan saling bekerja sama di segala aspek, termasuk militer.
Dikutip dari laporan RAND, yang terbaru, pemerintah AS dinilai beberapa pihak harus mendorong Jepang mengembangkan persenjataan rudalnya sendiri untuk mengancam kapal-kapal China yang saat ini terus berjaga dan menjadi ancaman di Laut Cina Selatan (LCS). Hal ini harus dilakukan AS lantaran tidak ada satu pun dari sekutunya di Asia Pasifik yang saat ini bersedia menampung rudal jarak menengah mereka untuk mengancam mundur kapal Cina, termasuk Jepang.
Diketahui, sejak 2019 lalu, AS memang ingin menempatkan rudal miliknya di salah satu wilayah pasifik, namun semua pihak di pasifik yang juga berkepentingan di wilayah LCS seperti Thailand, Australia, Korea Selatan, Filipina dan Jepang enggan menampung rudal tersebut. Sebab, mereka enggan memberikan ancaman keamanan di tengah kondisi regional yang tidak menentu.
"Kemungkinan untuk menampung sistem semacam itu sangat rendah selama kondisi politik domestik saat ini dan tren keamanan regional bertahan," ujar analis RAND, Jeffrey W Hornun dikutip dari laporan RAND, Jumat (6/5/2022).
Karena Jepang juga tidak mau menampung rudal AS, untuk itulah Hornun berpendapat bahwa AS harus membantu Jepang untuk mengembangkan dan memperluas gudang kemampuan rudal anti-kapal berbasis darat, yang nantinya dapat meyakinkan Jepang agar bersedia mengerahkan rudal jelajah anti-kapal dengan jangkauan yang lebih jauh.
Saat ini rudal-rudal AS masih tidak mampu melakukan serangan dalam ke China, namun jika rudal tersebut ditempatkan di pulau-pulau barat daya Jepang seperti wilayah Kyushu, rudal itu bisa menutupi pergerakan kapal di Selat Taiwan, Laut China Timur, dan beberapa wilayah pantai timur China.
"Sehingga memperluas jangkauan di mana aset China dapat ditahan dengan risiko perencanaan perang dan berpotensi berkontribusi pada misi larangan maritim di Selat Taiwan," ungkap laporan tersebut.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Biden, Jepang Rencana Boikot Olimpiade Beijing