Kontrak Freeport Habis 2041, Harta Karunnya Masih Membludak

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 11/05/2022 14:40 WIB
Foto: Truk diparkir di tambang terbuka kompleks tambang tembaga dan emas Grasberg PT Freeport dekat Timika, di wilayah timur Papua, Indonesia (19/9/2015). (REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) menyampaikan bahwa izin tambang perusahaan akan berakhir pada 2041 mendatang. Meski belum diketahui nasib perusahaan setelah 2041, namun rupanya masih terdapat potensi mineral yang cukup besar untuk ditambang.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas membeberkan bahwa pihaknya tak memiliki target net zero emissions 2060 seperti apa yang saat ini digaungkan oleh pemerintah. Pasalnya, izin tambang perusahaan akan berakhir pada 2041 mendatang.

Meski begitu, perusahaan tetap berkomitmen menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam kegiatan produksinya.Tony meyakini bahwa masih pihaknya memiliki sumber daya mineral sekitar 1 miliar ton bijih, setelah kontrak PTFI berakhir pada 2041.


"Kita gak punya target 2060 karena izin kita selesai 2041. Potensi masih banyak mungkin 1 miliar ton bijih masih ada," kata Tony kepada CNBC Indonesia dalam acara Talk To Titans CNBC Indonesia, Selasa (10/5/2022).

Seperti diketahui, perubahan iklim menjadi isu global yang saat ini menjadi perhatian dunia. Berbagai perusahaan berupaya mengambil peran dalam upaya mencegah perubahan iklim.

PTFI salah satunya, perusahaan mengaku turut ambil peran di dalam upaya mencegah perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan oleh Tony Wenas beberapa waktu lalu.

"PTFI sendiri kami telah memulai untuk mengurangi emisi dan komitmen kami adalah mencapai pengurangan 30% (emisi) pada 2030 yakni pengurangan entitas dari greenhouse gas," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, dikutip Rabu (03/11/2021).

Upaya tersebut di antaranya dilakukan dengan membangun kereta listrik bawah tanah untuk mengangkut bijih (ore). Seperti diketahui, penambangan di tambang terbuka oleh Freeport sudah selesai dan saat ini berganti ke tambang bawah tanah.

"Sekarang ini yang kami lakukan adalah efisiensi energi, contohnya pembangunan kereta bawah tanah bisa angkut bijih ore 300 ton sekali angkut," jelasnya.

Dia mengatakan, penggunaan kereta listrik ini menggantikan penggunaan truk yang selama ini mengonsumsi diesel/ Solar. Kereta ini menurutnya menggunakan tenaga dari listrik dan dikendalikan jarak jauh. Pengurangan emisi dari setiap truk yang tidak digunakan adalah 80.000 ton CO2.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Benahi Layanan Kesehatan, Dorong Obat Lokal & BPJS