Bangun Pabrik Tembaga Terbesar Dunia, Freeport Amankan Rp43 T

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
11 May 2022 12:35
Presiden Joko Widodo Saat Groundbreaking Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia, KEK Gresik, 12 Oktober 2021. ( Biro Pers Sekretariat Presiden/ Lukas)
Foto: Presiden Joko Widodo Saat Groundbreaking Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia, KEK Gresik, 12 Oktober 2021. ( Biro Pers Sekretariat Presiden/ Lukas)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia telah mengamankan pendanaan sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 43,05 triliun (asumsi kurs Rp 14.350 per US$) untuk membangun smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, pendanaan US$ 3 miliar untuk smelter tembaga berlokasi di Kawasan Industri Terintegrasi JIIPE Gresik, Jawa Timur tersebut telah diperoleh dari penerbitan surat utang (obligasi) global.

Menurutnya, larisnya penawaran surat utang ini menunjukkan bahwa masih banyak investor asing percaya pada PT Freeport Indonesia.

"Ini salah satu penerbitan global bond terbesar di Asia Tenggara untuk beberapa tahun terakhir ini, jadi perlu berbangga hati bahwa kita dipercaya, Indonesia dipercaya," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/05/2022).

Perlu diketahui, surat utang dengan total mencapai US$ 3 miliar ini diterbitkan dalam tiga seri.

Seri pertama bertenor 5 tahun dengan kupon 4,763% senilai US$ 750 juta. Lalu, seri kedua bertenor 10 tahun dengan kupon 5,315% senilai US$ 1,5 miliar. Dan terakhir, seri ketiga bertenor 30 tahun dengan kupon 6,2% senilai US$ 750 juta.

Freeport Indonesia telah menunjuk sejumlah bookrunners termasuk Citigroup, HSBC, Mandiri Sekuritas, Mizuho Securities, dan SMBC Nikko.

Tony mengatakan, larisnya penerbitan surat utang global ini karena investor meyakini dan melihat kinerja positif, baik dari sisi produksi maupun finansial perusahaan.

"Yang penting juga adalah soal ESG (Environmental, Social, and Governance) dan ini dalam roadshow kita gitu, hampir semua menanyakan hal itu dan mereka puas apa yang sudah dilakukan PTFI mengenai ESG," tuturnya.

Dia menyebut, progres pembangunan smelter yang telah dimulai pengerjaannya pada 12 Oktober 2021 lalu kini telah mencapai 23% dan telah menelan biaya sebesar US$ 700 juta.

Hingga akhir tahun 2022 ini menurutnya progres pembangunan smelter bisa mencapai 50% dengan perkiraan biaya mencapai US$ 1,6 miliar (sekitar Rp 22 triliun).

"Kan total investasi smelternya sampai US$ 3 miliar. Sampai akhir tahun ini sekitar Rp 22 triliunan," ucapnya.

Pembangunan smelter tembaga single line terbesar di dunia ini ditargetkan tuntas pada 2023 dan bisa mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi 500 ribu-600 ribu ton katoda tembaga per tahun, dan 35-50 ton emas per tahun.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bangun Smelter Tembaga, Freeport Sudah Kocek Rp 25 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular