Biodiesel Perusak Pasokan Minyak Goreng? Ini Kata Pengusaha
Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) buka suara terkait tuduhan sejumlah pihak yang menyebut bahwa biodiesel menyebabkan pasokan minyak goreng RI terganggu.
Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan, kebutuhan minyak kelapa sawit untuk program biodiesel pada 2022 sekitar 8,4 juta ton. Adapun total produksi minyak sawit nasional pada 2022 ini ditargetkan mencapai 52 juta ton. Artinya, masih banyak pasokan sawit untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi nasional.
"Biodiesel tidak mengganggu penggunaan sawit untuk minyak goreng. Pada 2022, total produksi sawit nasional mencapai 52 juta ton. Sementara itu, kebutuhan sawit untuk biodiesel 8,4 juta ton. Ini artinya, pasokan sawit sangat mencukupi kebutuhan untuk pangan dan energi," papar Paulus, seperti dikutip dari keterangan resmi Asosiasi, Selasa (10/05/2022).
Berdasarkan data bulanan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) per 20 April 2022, stok minyak sawit di dalam negeri dari Januari sampai Februari mencapai 5,04 juta ton.
Jumlah ini berasal dari stok awal 4,12 juta ton, ditambah produksi CPO/PKO 8,06 juta ton, setelah dikurangi konsumsi lokal 2,88 juta ton dan ekspor 4,27 juta ton. Untuk konsumsi lokal, penggunaan sawit untuk pangan (minyak goreng) sebanyak 1,56 juta ton dan pemakaian untuk biodiesel sebanyak 2,1 juta ton.
Paulus optimistis program biodiesel berada di jalur positif sepanjang tahun ini dengan adanya komitmen kuat pemerintah dan dukungan pemangku kepentingan industri. Komitmen pemerintah dapat terlihat dari program uji campuran biodiesel 40% di minyak Solar (B40) yang tetap berjalan di tahun ini.
"Indonesia telah menempati posisi sebagai konsumen terbesar biodiesel. Kontribusi biodiesel juga memberikan manfaat nyata bagi bangsa ini. Peluang ini tidak boleh disia-siakan karena biodiesel menjadi bagian dari kedaulatan energi," tegasnya.
Berkaitan persoalan hukum pengurusnya di Kejaksaan Agung RI, menurutnya Asosiasi menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada proses hukum yang sedang berjalan. Paulus menyebutkan pihaknya menghormati putusan Kejaksaan Agung untuk mengungkap polemik masalah minyak goreng.
"Harapannya masyarakat menunggu hasil penyelidikan Kejaksaan Agung dengan tetap mengutamakan asas praduga tak bersalah. Di satu sisi, kami yakin mereka (tersangka Kejaksaan Agung) punya itikad untuk mematuhi regulasi dan peraturan yang ditetapkan pemerintah," tuturnya.
Paulus juga menjelaskan bahwa biodiesel memiliki peran strategis dalam kebijakan transisi energi fosil menuju energi terbarukan.
"Produksi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir. Total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kilo liter (kl) sampai 2021," paparnya.
Berdasarkan data Aprobi, penyaluran B30 sebanyak 8,43 juta kilo liter (kl) pada 2020. Capaian sepanjang 2021 mencapai 8,44 juta kl walaupun dalam dua tahun terakhir Indonesia menghadapi persoalan pandemi yang berdampak kepada aspek ekonomi dan sosial. Pada 2022, alokasi penyaluran B30 diproyeksikan sebesar 10,15 juta kl.
Paulus mengatakan bahwa penggunaan minyak sawit untuk biodiesel sebesar 15% dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021. Selanjutnya memasuki tahun ini, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17%. Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri digunakan untuk kebutuhan makan terutama minyak goreng.
"Biodiesel menjadi bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional. Pengembangan energi berbasis sawit terus berjalan seperti biohidrokarbon. Dari pengembangan biohidrokarbon dapat menghasilkan gasoline dan bahan bakar pesawat terbang berbasis sawit," jelasnya.
Dari aspek lingkungan, kontribusi penggunaan B30 dapat menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22,59 juta ton CO2 sepanjang 2021. Program B30 sangat efektif bagi kebutuhan prioritas nasional untuk mengurangi emisi sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di sektor transportasi.
Pemanfaatan biodiesel menurutnya juga berperan dalam menghemat devisa negara. Paulus mengatakan program B30 menekan pengeluaran negara sebesar US$ 3,8 miliar dari impor Solar. Indonesia secara bertahap mengurangi impor Solar semenjak program bioenergi/biodiesel dijalankan sampai saat ini B30.
Mandatori biodiesel juga efektif meningkatkan serapan sawit domestik ketika terjadi pelemahan permintaan di pasar global . Paulus mengatakan, penggunaan biodiesel membantu peningkatan kesejahteraan petani setelah adanya keseimbangan antara konsumsi domestik dan ekspor.
"Dampak positifnya adalah stabilitas harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani di dalam negeri. Bahkan, semenjak tahun lalu hingga Maret kemarin, harga TBS petani rerata di atas Rp 3.000/kilogram," paparnya.
"Tidak benar kalau dikatakan biodiesel menguntungkan korporasi. Di lapangan, program ini juga menopang kenaikan harga buah sawit petani," pungkasnya.
(wia)