Pak Jokowi Mau Ekonomi Melesat Terus? Jangan Naikkan BBM!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian kuartal II-2022 diperkirakan bisa lebih tinggi dari kuartal I ini yang sebesar 5,01%. Namun dengan syarat harus menjaga kestabilan harga yang dibutuhkan masyarakat luas.
Salah satunya dengan tidak menaikkan bahan bakar minyak (BBM), listrik hingga LPG 3Kg. Sebab, ini adalah kebutuhan yang akan mempengaruhi konsumsi masyarakat kelas bawah.
"Pemerintah diharapkan tetap menjaga kestabilan harga komoditas strategis seperti LPG 3kg, tarif dasar listrik rumah tangga, bahan bakar Pertalite maupun solar," ujar Ekonom Maybank Myrdal Gunarto kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/5/2022).
Dengan demikian, maka momentum pemulihan ekonomi domestik dinilai akan terus berlanjut dan daya beli masyarakat terutama kelas bawah akan tetap terjaga.
Lebih lanjut, ia mengatakan meskipun harus menaikkan BBM hingga listrik maka sebaiknya dilakukan setelah kuartal III-2022. Sebab, pada saat itu tekanan inflasi global yang menjadi salah satu ancaman bagi perekonomian negeri diperkirakan mulai mereda.
"Kalaupun harus terpaksa melakukan kenaikan harga komoditas strategis tersebut, maka diharapkan terjadi paling cepat pada periode September 2022 saat tekanan inflasi relatif rendah," jelasnya.
Selain inflasi, pemerintah juga diminta tetap mewaspadai faktor global lainnya yang bisa menghambat proses pemulihan ekonomi Indonesia. Seperti kenaikan suku bunga yang lebih tinggi hingga ancaman penurunan produktivitas dari negara mitra dagang seperti China.
"Beberapa risiko global yang akan mempengaruhi pemulihan ekonomi nasional antara lain risiko geopolitik, perlambatan ekonomi China serta peningkatan inflasi global yang mendorong pengetatan kebijakan moneter global perlu diwaspadai," tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Situasi Ngeri, Bank Dunia Sebut RI Malah Dapat Rezeki Nomplok
(mij/mij)